Mohon tunggu...
Dita Amanda Prastya
Dita Amanda Prastya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Strategis Penurunan Ekspor Kakao di Pasar Internasional

14 Maret 2023   10:32 Diperbarui: 20 Maret 2023   18:16 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. Produksi kakao Indonesia menempati urutan keenam di dunia setelah sempat menduduki peringkat ketiga seperti yang dilansir dalam kompas. Penurunan jumlah kakao ini tentu menjadi masalah bagi Indonesia. Karena kakao merupakan komoditas perkebunan ekspor nomor empat di Indonesia. Penurunan hasil perkebunan kakao tentu memperngaruhi perekonomian negara.  Oleh karena itu, isu produksi dan pemasaran kakao ini harus segera diatasi karena sudah mengalami penurunan dari tahun 2018.

Beberapa akar permasalahan yang mendasari isu kakao ini antara lain produktivitas yang rendah, variabelitas kualitas, dan sumberdaya manusia yang kurang terampil. Kemudian bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut? Produktivitas yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah hama. Menurut  Musdalifah, Deputi II Bidang Pertanian dan Pangan, Kementerian Koordinator Perekonomian, penyebab penurunan hasil kebun kakao adalah hama dan tanaman yang sudah tua. Selain itu Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia Soetanto Abdoellah berpendapat bahwa faktor juga menjadi salah satu faktor. Curah hujan yang terlalu tinggi menyebabkan bunga kakao rusak sehingga gagal menjadi buah. Dan jika menjadi buah, buahnya akan bususk.

Selain faktor alam, penyebab menurunnya jumlah produktivitas kakao juga disembabkan berkurangnya areal tanaman menghasilkan (TM). Banyak lahan perkebunan kakao yang dialih fungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit karena dinilai lebih menjanjikan dan menjadi lahan non perkebunan. Selain itu, para petani kakao juga masih minim pengetahuan tentang budidaya kakao. Kakao masih ditanam tradisional dengan manajemen pertanian yang tergolong rendah. Benih yang digunakan adalah benih asalan yang berkualitas rendah sehingga tidak tahan penyakit. Sehingga untuk menyelesaikan akar permasalahan ini perlu dilakukan penanganan yang menyeluruh. Pemberian fasilitas bagi para petani untuk belajar sekaligus bibit, pupuk, dan pestisida yang memadai.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia petani kakao adalah dengan menerbitkan buku. Buku Kurikulum Nasional dan Modul Pelatihan Budi Daya Berkelanjutan dan Pasca Panen Kakao tersebutv dapat dijadikan sebagai rujukan para petani kakao. Pemberdayaan para petani kakao juga dilakukan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT). Selain itu terdapat berbagai upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk menunjang pemberdayaan para petani kakao. Selain itu, sistem pasca panen yang baik juga menjadi salah satu solusi peningkatan daya jual kakao di pasar internasional. Biji kakao yang melalui proses pasca panen fermentasi meningkatkan kualitas bijinya. Sehingga daya saingnya juga meningkat di pasar internasional.

Kesimpulannya, untuk mengatasi isu penurunan hasil perkebunan kakao diperlukan kerjasama antara petani dan pemerintah. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan harus memberikan dukungan melalui otoritas yang dimiliki. Mulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, bantuan benih yang berkualitas, hingga kemudahan akses pupuk dan pestisida. Para petani juga harus bekerja lebih keras dan ma uterus belajar agar komoditas kakao dapat bersaing di pasar dunia. Dengan adanya kemauan dari petani dan dukungan dari pemerintah, komoditas kakao dapat diselamatkan dari penurunan.

Referensi

Bedy Sudjarmoko, Strategy For Improvement Of Indonesian Cacao Competitiveness In International Market, Bunga Rampai: Inovasi Teknologi Bioindustri Kakao, 235-244

Detik.com. (2018, 09 Februari). Produksi Kakao di RI Masih Rendah, Ini Penyebabnya. Retrieved from https://finance.detik.com/industri/d-3858948/produksi-kakao-di-ri-masih-rendah-ini-penyebabnya

Ening Ariningsih, Helena J. Purba, Julia F. Sinuraya, Kartika Sari Septanti, dan Sri Suharyono. (2021). Problems and Strategies in Enhancing Production and Quality of Indonesian Cocoa. Analisis Kebijakan Pertanian, 19 (1), 89-108.

Kompas. (2021, 7 Juli). 8 Negara Penghasil Kakao Terbanyak di Dunia, Indonesia Urutan Berapa?. Retrieved https://www.kompas.com/food/read/2021/07/07/200900875/8-negara-penghasil-kakao-terbanyak-di-dunia-indonesia-urutan-berapa?page=all

Rente, Arifin dan Biba, M. Arsyad.( 2017). Pengantar Agribisnis (1st ed), Makassar, Mujahid Press.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun