Mohon tunggu...
Disna Alfi Nur Rahmad
Disna Alfi Nur Rahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang Mahasiswa yang memiliki antusias di bidang eSport dan gadget

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Netizen Indonesia Semakin Tak Terkendali

12 Juni 2022   13:51 Diperbarui: 12 Juni 2022   14:13 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa tahun ini tengah marak terjadi fenomena hate speech di Indonesia. Fenomena ini umumnya terjadi di media sosial seperti Instagram, Twitter dan Tiktok. Hal ini dapat terjadi diakibatkan karena kurangnya kedewasaan dan sikap bijak dalam menggunakan media sosial. Hal ini menjadikan netizen indonesia memperoleh julukan sebagai pengguna internet paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Selain itu fenomena hate speech ini salah satunya dapat terjadi karena banyak dari netizen Indonesia yang belum dapat membedakan kehidupan nyata atau real life dengan kehidupan di media sosial, yang dimana hal-hal yang terdapat di media sosial terkadang sangat berbeda dan tidak sesuai dengan realitanya.

Hate speech atau ujaran kebencian yang dilakukan oleh netizen Indonesia semakin hari semakin tak terkendali. Contoh dari hate speech yang baru saja viral dan banyak diberitakan oleh banyak media yaitu Sungai Aare (Swiss) yang mendapatkan penilaian atau review buruk di kolom komentar Google Maps. Hal ini dikarenakan putra dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yakni Eemieril Khan Mummtadz hilang terseret arus sungai terpanjang di Swiss tersebut.

Tak hanya itu saja netizen Indonesia juga dipandang buruk oleh negara-negara tetangga dikarenakan saat acara SEA Games 2021 pada salah satu cabang olahraga yaitu Mobile Legends Bang-Bang (MLBB) Indonesia harus puas dengan hasil medali perak setelah mengalami kekalahan saat melawan tim negara Filipina di final. Setelah kekalahan tersebut tak sedikit dari netizen Indonesia yang menyerang sosial media (Instagram dan TikTok) dari beberapa pemain Filipina karena merasa harusnya tim dari Indonesia dapat memenangkan dan meraih medali emas jika tim dari Filipina acapkali meminta pause, dimana hal ini secara tidak langsung juga mempengaruhi performa atau mental dari pemain dari tim Indonesia sehingga tidak dapat menampilkan performa secara maksimal. Dan karena peristiwa itu netizen indonesia menganggap Filipina melakukan kecurangan, sehingga hate speech yang dilakukan oleh netizen Indonesia tidak dapat terhindarkan.

Fenomena hate speech ini terjadi oleh banyak faktor tak hanya dari psikologi atau dari masing-masing individu tetapi juga disebabkan oleh lingkungan sosial. Mayoritas orang yang sering melakukan ujaran kebencian di media sosial tidak berani jika berhadapan secara langsung. Mereka hanya berani di dunia maya saja. Dan faktor lain yang memicu adanya fenomena ini adalah kurangnya edukasi tentang pentingnya bersikap secara sopan dan bijak di sosial media. Sehingga netizen merasa mereka dapat bebas mengutarakan isi hati dan pikirannya dengan seenaknya sendiri tanpa memperdulikan perasaan dan keadaan orang lain. dan para pelaku hate  speech ini sangat beragam dari berbagai golongan dari anak kecil, remaja sampai orang tua. Tentunya hal ini sangat miris, karena jika fenomena ini terus berlanjut bangsa Indonesia akan hancur karena dapat menimbulkan perpecahan dan masalah yang besar bagi negara Indonesia. Dan juga negara Indonesia juga akan dipandang menjadi negara yang buruk oleh seluruh negara dunia.

Sampai saat ini solusi untuk permasalahan ini belum dapat dipecahkan. Dengan adanya Undang Undang ITE juga dirasa masih belum cukup untuk mengatur dan membatasi netizen Indonesia dalam bersosial media yang baik. Pasalnya undang-undang tersebut kurang efektif dalam mengatur masyarakat dalam bersikap di sosial media

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun