Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Momen Hijrah: Kenakalan 25 Tahun yang Lalu

21 September 2017   09:46 Diperbarui: 21 September 2017   10:13 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maghrib itu, Iwan datang ke rumah, ibu saya sedang di teras. Saya sedang mempersiapkan ujian kenaikan kelas besok. Saya tipikal anak rumahan, jadi begitu dengar suara Iwan, duh mualesnya. Rasanya mau ngumpet atau menghilang saat itu. Iwan anak gaul, ibu saya saja betah ngobrol sama dia. Duh ni anak ngapain juga datang sekarang, besok kan mau UAS, kok dia ga belajar. Ibu saya memanggil saya, saya ga nyangka Iwan bakal datang, jadi gak kasi kode ke Ibu supaya bilang saya gak ada. Lagian gak mungkin juga saya keluar rumah kalau besok mau ujian.

Dengan berat hati saya keluar rumah. Iwan saya ajak masuk ke kamar dan dia ngapain coba? Iwan minta saya jawab soal yang dia berikan. Hadeeehh ya gak sekarang dong, UAS itu ya belajar yang sudah diajarin kok malah mau bahas soal. Kok gak dari kemarin-kemarin. Iwan memaksa, dia nungguin. Saat itu soal ujian agama yang kami bahas untuk ujian besok. Trus iwan pergi, alhamdulillah saya senang. Saya jawab itu soal. Jam 9 kurang dia datang lagi, sudah? apaan, jawab saya? mana jawabannya, dikit lagi, saya bilang. Dengan terpaksa saya selesaikan semuanya, Iwan pulang dan saya pun melanjutkan dengan belajar yang lain.

What a surprised? anjrit istilah sekarang.. Kok soal yang saya jawab semalam keluar semua? Gila ini. Tidak ada bedanya. Saya pun seperti memindahkan jawaban saja. Tapi ada jawaban yang saya salah-salahi agar tidak ketahuan kalau soal itu bocor.

Malam kedua Iwan datang lagi. Ibu saya nerima dia lagi. Iwan datang dengan membawa soal bahasa, besoknya Matematika sampai dengan Sejarah. Ya ampuuunn.

Ibu saya pun mulai curiga. Iwan ujian kok baru belajar bareng, kok tidak dari kemarin-kemarin. Setiap malam seperti itu. Pulang dari rumah saya, Iwan ternyata tidak pulang, dia pergi ke rumah teman dari kelas lain, dan menuliskan jawaban soal tersebut di kertas, waktu itu belum musim komputer dan printer. Kunci jawaban ini kemudian difotokopi perkecil dan disebarin ke jaringan mereka. Saya tidak kenal-kenal teman-teman Iwan.

Pernah saya tanya, ini darimana? Ada lah. Kok bisa? Bisa lah. Ternyata dari petugas stensil sekolah. Emang bukan Iwan namanya kalau gak bisa nembus-nembusin semuanya. Salut saya dengan dongan (teman) satu ini.

Beberapa soal utama pun seperti Fisika, Matematika itu bocor, tetapi melalui Guru Les Privat masing-masing siswa. Di SMANSA ada beberapa guru yang memberikan privat, selain jauh dari rumah saya, biayanya juga lumayan besar. Dengan bimbel gratis tadi saya mendapatkan banyak pelajaran, sementara kalau les saya keluar uang hanya untuk 1 pelajaran, sehingga saya tidak ikut les dengan guru sekolah. Ternyata dari Guru Les pun mereka mendapatkan soal UAS. Tetapi Iwan memberikan saya sampai soal Sejarah, PMP sekalipun, ajegile hehe

Sekolah Geger

Saya yang tidak tahu menahu ternyata sekolah geger dengan soal-soal yang bocor, banyak yang diinterogasi, banyak yang dikeluarkan dan banyak yang pindah sekolah. Termasuk Iwan yang kabarnya saat itu pindah ke SMA Gambir, Jakarta. Pertemanan saya sama Iwan sebatas disitu saja. Iwan pergi begitu saja, tidak pamit. Saya tahu dari teman lain kalau dia pindah ikut orang tua ke Jakarta, masuk sekolah negeri di daerah Gambir, Jakarta.

Pihak sekolah tahu kebocoran yang terjadi. Banyak yang dikeluarkan, tetapi saya sedikitpun tidak terusik dan tidak tertuduh.

Ketika naik ke kelas 2, saya masuk ke jurusan Fisika, kelas 2 Fisik 2. Sekolah baru dimulai usai liburan kenaikan kelas. Seminggu atau 2 minggu masuk sekolah, persisnya saya lupa. Setelah apel senin pagi, ada murid masuk ke kelas, setelah dia berlalu, Guru mengumumkan bahwa saya dan Fivi dipanggil Guru BP. wakwaaaaawwww...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun