Mohon tunggu...
Dikta Maharaja
Dikta Maharaja Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Teruslah berusaha menjadi jawaban untuk doa dari orang-orang yang kita sayangi. Teruslah berjuang menjadi penyelamat bagi mereka yang tertindas dan terpinggirkan. Hidup dan berjuanglah bukan untuk dirimu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penguatan Peran Pemuda dalam Menghadapi Masyarakat ASEAN 2015 dan Post MDGs

20 April 2015   18:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:52 10563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Association of South East Asian Nations (ASEAN) merupakan perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara yang beranggotakan sepuluh negara. Dalam deklarasi ASEAN maksud dan tujuan asosiasi yaitu meliputi kerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknis, pendidikan, dan bidang lainnya, serta upaya mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan dengan menghormati rasa keadilan dan aturan hukum. Para pemimpin ASEAN sepakat untuk membentuk Komunitas ASEAN dan menegaskan komitmen mereka untuk mewujudkan Masyarakat ASEAN pada tahun 2015. Sejalan dengan itu Komunitas ASEAN tidak hanya terfokus pada kerjasama ekonomi, namun juga harus didukung dengan kerjasama lainnya di bidang politik keamanan dan sosial budaya. Untuk itulah maka pembentukan Komunitas ASEAN 2015 dilandasi oleh tiga pilar, yaitu Masyarakat Politik Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN, yang diharapkan dapat saling bekerja sama untuk membentuk masyarakat ASEAN. Namun di sisi lain menghadapi ASEAN Community atau Komunitas ASEAN ini merupakan suatu tantangan besar bagi negara-negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia. Perlu diketahui bahwa lahirnya Komunitas ASEAN sebagai wadah bersatunya negara-negara Asia tenggara tentunya setiap negara memiliki tujuan dan kepentingan untuk menghasilkan keuntungan tertentu bagi negaranya sendiri. Sehingga dengan diberlakukannya kesepakatan ini tentu akan memberikan dampak yang besar pada kondisi ekonomi, politik, dan sosial budaya Indonesia.

Pada momentum Komunitas ASEAN yang dimulai dari penerapan ASEAN Economic Community 2015 atau lebih dikenal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, menuntut kesiapan Indonesia dalam menyongsong MEA untuk menunjukan kualitas Sumber Daya Manusianya. Apakah menjadi leader dalam persaingan MEA atau justru menjadi tamu danpenonton di negara sendiri. Mengingat potensi kita dalam banyak aspek memiliki keunggulan komperatif namun tidak diiringi dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipandang memiliki jumlah yang besar namun tidak memiliki daya saing (kompetitif). Hal ini dikarenakan sasaran pasar yang paling potensial bagi negara-negara ASEAN tersebut adalah Indonesia karena memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, yakni ±250 juta jiwa atau hampir sentengah dari jumlah penduduk negara yang tergabung ASEAN yang berjumlah ±600 juta jiwa, artinya separuh dari pasar ekonomi di ASEAN adalah negara Indonesia. Selain itu negara terluas dari ASEAN adalah Indonesia yang tentunya juga memiiki kekayaan alam yang jauh lebih melimpah.

Tantangan dan momentum dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ini adalah suatu peristiwa yang harus mendapatkan perhatian masyarakat, khususnya peran pemuda dalam menjawab tantangan tersebut. Pemuda harus memegang peranan sentral dalam menjalankan dan menyongsong MEA, sebab pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang dimiliki pemuda ini yaitu semangat untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik atau sebagai agen perubahan. Oleh karena memiliki semangat pembaharu, diharapkan para pemuda mampu menghadapi MEA dengan semangatnya, inovasi, dan kreatifitas-kreatifitasnya. Untuk itu pemuda dengan karakter progresifnya harus melihat kesepakatan MEA 2015 bukan sebagai sebuah ancaman melainkan berpandangan optimis dan visioners sebagai sebuah peluang dan kesempatan dalam memajukan perekonomian bangsa.

Lebih daripada itu selain menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) peranan pemuda dalam menyongsong Komonitas ASEAN lainnya yaitu Masyarakat Politik Keamanan ASEAN dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN juga sangat penting. Misalnya dalam menghadapi Masyarakat Budaya ASEAN, sebagaima yang ketahui bahwa banyak warisan sosial budaya kita yang ternyata mempunyai kesamaan dengan negara ASEAN lainnya. Meskipun kita merasa tidak nyaman, namun kuliner rendang sudah dipatenkan oleh Malaysia. Begitu pula Seni tari rakyat Reok Ponorogo ada pula di negeri seberang. Kerajinan batik yang menjadi warisan klasik Indonesia, ternyata juga ada di Malaysia dan Thailand. Untuk itu semua generasi muda dan pemuda Indonesia harus terus meningkatkan kemampuan, skill, dan nalar intelektual serta ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat merebut keunggulan dalam komunitas ASEAN ini. Maka pemuda mestilah membangun kolaborasi dan jaringan kerjasama. Melakukan inisiatif mencari hal-hal baru yang inovativ dan kreatif serta memupuk kemampuan berkompetisi dan mengasah keterampilanya. Lebih dari itu semua pemuda harus terus menerus menguasai dan memelihara serta meningkatkan kualitas kekayaan dan khazanah lokal dan nasional.

Kesadaran akan pentingnya usia dan jiwa muda itulah para pemuda harus selalu tampil dalam setiap momentum, bukan sebagai objek suatu peristiwa dan momentum penting bangsa melainkan menjadi subjek pengubah, agen dan katalisator yang mendorong setiap perubahan ke arah yang konstruktif. Maka dari itu dalam merealisasikan Komunitas ASEAN ini, diperlukan penguatan peran strategis pemuda agar memiliki kemampuan dan kecakapan untuk melakukannya. Peran yang dimaksud adalah kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Salah satunya yaitu melalui upaya pemerintah, seperti penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan pemuda.

Dengan memiliki kemampuan dalam suatu bidang tertentu atau memiliki kemampuan lebih dari satu maka para pemuda akan mampu menjalankan perannya dengan optimal, sehingga mampu menghadapi Masyarakat ASEAN 2015 dengan optimis. Selain dari hard skill pemuda juga harus memiliki soft skill yang tinggi, hard skill dan soft skill merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan masing-masing skill akan berbeda porsinya dalam menentukan kesuksesan seseorang. Soft skill sekitar 80% dan sisanya 20% oleh hard skill, karena kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).

Hard skill yaitu penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang dipelajari. Sedangkan soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (inter-personal skill) dan ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intra-personal skill) yang mampu mengembangkan untuk bekerja secara maksimal. Inter-Personal skill diantaranya kemampuan dalam berkomunikasi, membangun hubungan baik, kemampuan memotivasi, kemampuan kepemimpinan, kemampuan memasarkan diri sendiri, kemampuan bernegosiasi, kemampuan berpresentasi, kemampuan berkomunikasi di depan publik. Sedangkan Intra-Personal skill diantaranya adalah membentuk karakter, membentuk kepercayaan atau keyakinan, melaksanakan dan mengatur perubahan, mengatur tingkat stres pada diri sendiri, melaksanakan dan mengatur waktu, proses berfikir kreatif, dan menentukan tujuan hidup

Peran pemerintah dalam mengembangkan sektor kepemudaan ini adalah langkah yang sangat strategis dan berimplikasi jangka panjang dalam menjawab tantangan dan rintangan serta kendala Masyarakat ASEAN 2015. Hal ini berguna untuk menciptakan sumber daya manusia yang bukan saja berkualitas secara akdemis namun juga dapat menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja ASEAN dan bahkan dunia, mengingat sering dikeluhkan kualitas lulusan pendidikan tinggi kita tidak berbanding lurus dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, akhirnya lulusan sarjana sering harus menelan pil pahit karena harus menjadi pengangguran intelektual setelah lulus kuliah karena tidak memiliki daya saing dan kualifikasi pasar tenaga kerja.

Beberapa langkah strategis untuk mengembangkan potensi kepemimpinan pemuda sesuai harapan yang digariskan dalam UU tentang kepemudaan, dimana fungsi pemuda adalah sebagai agen perubahan, sosial control, dan kekuatan moral. Beberapa langkah yang dapat ditempuh selain memperbaiki kualitas pendidikan formal kita agar mampu menjawab tantangan pasar tenaga kerja dan mencetak manusia yang memiliki komitemen kebangsaan. Dapat pula ditempuh melalui peningkatan skala kuantitas dan kualitas kegiatan ekstra school atau ekstra kampus melalui pendidikan, pelatihan, pengkaderan, pembimbingan, pendampingan melalui forum atau pelatihan (training) kepemimpinan pemuda secara intensif, berkelanjutan dan atau berjenjang.

Disamping itu pengembangan potensi wirausaha (enterprenur) dikalangan pemuda penting juga untuk digalakan, mengingat jumlah wirausaha atau pengusaha Indonesia dari jumlah angkatan tenaga kerja masih terbilang sangat kecil. Langkah-langkah pengembangan bakat kewirausahaan para anak muda ini dapat ditempuh selain melalui pembekalan pengetahuan kewirausahaan melalui pelatihan dan pembimbingan, wirausaha muda juga harus diberikan kesempatan dalam bentuk pinjaman atau permodalan dengan biaya pengembalian dan syarat yang lunak. Pemerintah dapat pula mengembangkan lebih intensif dan profesional program kemitraan dan pemagangan pada perusahaan yang sudah berpengalaman bagi para pemuda untuk menimbah ilmu dan pengalaman sebagai bekal merintis usaha sendiri di masa mendatang.

Hal ini juga sejalan dalam upaya untuk menguatkan peran pemuda dalam mewujudkan dan mencapai Millennium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium yang berupa 8 tujuan yang ingin dicapai 198 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) termasuk Indonesia. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium. Delapan tujuan tujuan MDGs yang harus dilaksanakan oleh setiap negara yang mendeklarasikannya, yaitu: 1)menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, 2) mencapai pendidikan dasar untuk semua, 3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, 4) menurunkan angka kematian anak, 5) meningkatkan kesehatan ibu, 6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, 7) memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan 8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Deklarasi ini berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium ini, sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Sehingga apabila potensi peran pemuda dalam pembangunan nasional dapat dioptimalkan maka harapan dan Tujuan Pembangunan Milenium ini juga dapat diwujudkan.

Selanjutnya pemerintah memiliki tanggung jawab dalam penguatan peran pemuda dengan memfasilitasi dan membimbing para pemuda untuk mengembangkan dirinya agar siap menjadi generasi penerus tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan negara. Sehingga para pemuda dapat menyongsong Masyarakat ASEAN 2015 dan Millennium Development Goals (MDGs) sebagai sebuah peluang dan kesempatan emas bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih baik, yaknimencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Refrensi:

Buku Menuju ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015.pdf. Menguatkan Karakter

Nasionalisme Pemuda Terhadap Liberalisasi Ekonomi Masyarakat Asean diakses: http://pasangkayu.com/2015/01/essai-mea-menguatkan-karakter-nasionalisme-pemuda-terhadap/

Pemuda Sebagai Tokoh Sentral Untuk Menghadapi AEC 2015 diakses: https://rasyidangkotasan.wordpress.com/2014/12/04/pemuda-sebagai-tokoh-sentral-untuk-menghadapi-aec-2015/

Peran Pemuda Indonesia Dalam Menghadapi Asean Economic Community (Aec) Atau Masyarakat Ekonomi Asean (Mea) diakses: http://lsp.fkip.uns.ac.id/peran-pemuda-indonesia-dalam-menghadapi-asean-economic-community-aec-atau-masyarakat-ekonomi-asean-mea-wahyuningsih-2014/

Dinamika Sosial-Budaya Dan Penguatan Pemuda Asean 2015 diakses: https://www.linkedin.com/pulse/20141023032837-13671302-dinamika-sosial-budaya-dan-penguatan-pemuda-asean-2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun