Namun ternyata niat mulia tak selalu berbanding lurus dengan kesudahan yang baik. Kenyataannya, lima hari yang lalu Daud beserta ribuan karyawan di pabrik terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tanpa pesangon. Perusahaan tempat Daud bekerja gulung tikar akibat pandemi Virus Corona.Â
Sejak itu, Daud bagai pohon rapuh yang akan tumbang dalam hitungan hari.
***
"Kang, bangun dong, cari kerja! Jangan tidur mulu!"
Sontak Daud terbangun mendengar teriakan Dwi. Tersadar, suara dengung kipas angin yang sudah reyot mulai meneror telinga Daud berpadu dengan bunyi tangis dari salah satu anaknya yang meminta makan kepada ibunya. Kemudian lambung Daud terasa seperti terbakar dikarenakan rasa lapar dan tegangan hidup yang hadir tiap kali ia membuka mata, kemudian Daud hanya bisa duduk di tepi kasur termangu meratapi hidupnya, tanpa sebuah harapan.
Hari ini ialah hari yang paling genting bagi Daud. Ia sudah dua puluh tiga hari tidak bekerja, dan kini tak ada sepeser pun uang  dalam dompetnya, dan sudah dua hari keluarganya hanya makan nasi dengan garam, dan ia merasa kehilangan muka di hadapan mertua beserta keluarganya.
"Kalau nggak dapat duit, mending  nggak usah pulang sekalian!"
Di pagi yang suram itu Daud diomeli habis-habisan oleh istrinya. Dwi menganggap Daud sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab, mudah menelantarkan anak dan istrinya, serta tidak punya kemauan keras untuk mencari uang.Â
Diliputi rasa cemas yang tak kunjung hilang, Daud bergegas melangkahkan kaki keluar dari rumah mertuanya tanpa mencuci muka apalagi berganti baju.
"Bukannya mandi dulu!"
"Biar cepat dapat duitnya!" balas Daud tanpa menoleh pada Dwi.