Mohon tunggu...
Boby Lukman Piliang
Boby Lukman Piliang Mohon Tunggu... Politisi - Penulis, Penyair dan Pemimpi Kawakan

Penulis, Penyair dan Pemimpi Kawakan

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY Difitnah, SBY Melawan

15 September 2018   13:10 Diperbarui: 15 September 2018   14:15 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SBY kembali diusik. Dihari harinya yang tenang pasca Pilkada DKI yang meremuk redamkan kader Partai Demokrat jkarena badai fitnah, kali ini Presiden RI ke Enam itu kembali diserang. Tak tanggung tanggung, SBY dituding telah melakukan korupsi besar oleh seorang penulis artikel di sebuah media online luar negeri yang tak pernah didengar sebelumnya. Entah siapa itu John Berthelsen dan darimana pula datangnya media online tersebut.

Sebenarnya kalau memakai metode kait kaitan, mudah saja menebak motif dari serangan itu. SBY adalah tokoh sentral dalam pentas politik saat ini. Keputusan partainya yang bergabung dengan koalisi pengusung Prabowo - Sandiaga  diyakini memberi penyemangat bagi kubu oposisi untuk memberikan perlawanan kepada kubu petahana.

Diakui atau tidak, jejak tangan SBY masih ada dan tentu saja sebagai Presiden yang memimpin negara selama 10 tahun, ia jelas memiliki loyalis dan kekuatan politik yang tak boleh dianggap remeh. Karena itu, Ia harus diserang. SBY harus dijatuhkan, efeknya jika SBY diserang dan goyah, maka strategi pemenangan Kubu Prabowo - Sandi akan berantakan.

Konsentrasi kubu opoisisi juga harus dipecah. Sebab jika SBY dan Prabowo kuat, maka kekalahan adalah hal yang bisa terjadi.

Lagipula, media Asia Sentinel, siapa yang pernah membaca media ini sebelumnya. Situs www. Alexa.com menempatkan posisi media itu jauh dibawa rangking media jual beli online.

Kembali ke serangan kepada SBY, peluru yang dipakai untuk menyerang SBY juga bukan peluru baru. Ibaratnya, senjata yang dipakai abal abal, peluru juga peluru hampa dan berkarat. Namun bukan disana masalanya. Bukan pada senjata dan peluru semata. Kondisi politik yang kian memanas menjelang masa masa kampanye Pilpres tiba tiba makin diperkeruh dengan tudingan tak berdasar itu.

Publik yang tau tentu boleh saja berkata, "ah, itu kan hanya isapan jempol dan tak berdasar," namun bagaimana dengan masyarakat di bawah?, mereka akan menerima informasi itu mentah mentah. Apalagi sepanjang hari kemarin, link tulisan itu dishare secara masif di media sosial dan group percakapan online Whatsapp.

SBY telah kembali difitnah dengan keji, namun ia kali ini tidak diam. SBY melawan. Ia tidak diam, Ia mengatakan sesuatu. Ia bergerak dan menuntut John Berthelsen serta Asia Sentinel. Tak tanggung tanggung pula, Ia menggugat penulis dan media itu dengan angka yang dituduhkan kepadanya 177 Trilyun.

Fitnah dan pembusukan serta serangan kepada karakter sepertinya sudah menjadi hal yang biasa dalam ranah politik kita. Tak ada lagi etika dan fatsun politik yang membatasi. Semua dilabrak dan dilanggar. Ditiadakan sehingga semau hal boleh dilakukan. Tak ada lagi rasa hormat dan sportifitas. Saya tiba tiba teringat ucapan politisi terkemuka dari Malaysia yang pernah mengungkaplan bahwa di Indonesia, jangankan sesama rakyat, pemimpin yang berjasa besar pada negara saja diserang dan dibully.

Hari ini, sebuah harian besar "Rakyat Merdeka" menyajikan headline di halaman paling depan media yang masih tetap kritis tersebut. SBY melawan fitnah keji yang ditujukan kepadanya. SBY melawan sekuat tenaganya dan tak hanya itu, SBY didukung oleh kader kadernya. Lihatlah timeline media sosial. Taggar #KamiBersamaSBY kembali bergema. Bukti nyata bukan bahwa SBY tidak sendiri. Ia adalah magnet kuat dalam politik dan kepada yang memfitnah SBY. Bersiaplah, Hukum masih ada dan Tuhan tentu tidak sia sia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun