Mohon tunggu...
Suyono
Suyono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Life is a problem. Without problem means no life.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pendakian Gunung Merapi

23 Desember 2015   11:22 Diperbarui: 23 Desember 2015   12:21 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepatnya tanggal 18 Juli 2015 saya dan teman-teman melakukan pendakian ke Gunung Merapi jalur Selo, Boyolali. sebenarnya rencana kita di bulan tersebut adalah melakukan pendakian ke Gunung sindoro di Temanggung, Jawa tengah. Lantaran Gunung Sindoro terjadi kebakaran, rencana pun kita urungkan.

Setelah menempuh beberapa jam dari Randublatung (Blora), kita istirahat sebentar di Sukoharjo (tempat kerja saudara). Sekitar pukul 15.00 WIB, kita berangkat menuju Selo, Boyolali. Sampai di Cepogo, tepatnya depan Pasar Cepogo kita berhenti untuk membeli logistik di minimarket.

Di basecamp Mahameru tepat pukul 17.00 WIB. Kemudian kita istirahat sejenak sambil menunggu petugas pendaftaran datang. Di Gunung Merapi kita cukup bayar Rp15.000,00/orang. Langsung saja kita mulai pendakian dan tak lupa kita berdoa.Berjalan langkah demi langkah akhirnya sampai di New Selo.

Kita saat melakukan pendakian lebih suka pada malam hari. Kenapa? Sebab, malam hari perjalanan menuju puncak tidak akan membuat malas. Perjalanan juga lebih fokus karena hanya memperhatikan jalan bukan pemandangan sekitar gunung. Di malam hari dengan suasanya sunyi kita bisa merenungkan akan kebesaran Allah SWT.

Setelah melakukan perjalanan hampir 5 jam, akhirnya sampai juga di Pasar Bubrah. Di sini, kita mendirikan tenda. Berhubung angin terlalu kencang , tenda sulit terpasang. Apalagi, kita juga harus melawan rasa lelah dan kantuk. Dinginnya benar-benar menusuk tulang, brrrr. Pukul 23.15 WIB tenda terpasang dibalik batu besar. Waktunya tidur.

Pukul 05.00 WIB kita bangun, sholat Shubuh. Sambil persiapan menuju puncak, kita makan makanan ringan terlebih dahulu sebagai pengganjal perut. Tidak lupa kita membawa air mineral yang dibeli dari minimarket di Cepogo. Di luar tenda sudah banyak pendaki yang mau menuju puncak.

Belum juga sampai puncak, masih di lautan pasir kita sudah disuguhkan mentari yang malu-malu utuk menampakkan diri. Kita tidak boleh melewatkan momen ini. Ambil telepon genggam, abadikan. Indah bukan? Ada lagi yang seperti ini!

Perjuangan dari Pasar Bubrah ke Puncak inilah tantangannya di Gunung Merapi. Lautan pasir menyambut kita, sampai-sampai sepatu penuh dengan pasir. Pokoknya sangat seru mendaki Gunung Merapi, banyak tantangannya. Ketika kita melangkah, harus siap merosot kaki kita. Dengan semangat yang tinggi, akhirnya kita sampai puncak. Di Puncak Gunung Merapi ternyata sudah banyak pendaki. Ada juga bule yang baru mau turun bersama rombongan.

Di puncak, kita harus hati-hati saat berfoto. Jangan sampai terpeleset hingga masuk ke jurang. Sebab, di puncak tempatnya tidak begitu luas. Jadi, kita harus rela bergantian dengan pendaki lain.

Tanpa berlama-lama di puncak, pukul 07.00 WIB kita turun. Saat turun inilah kita bisa menikmati 'perosotan' permainan waktu kecil. Pukul 07.30 WIB sampai juga di tenda. Di luar tenda kita masak dan membuat minuman sebagai penghangat tubuh. Selesai beres-beres tenda, akhirnya kita turun dan bersiap pulang ke Randublatung, Blora.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun