Mohon tunggu...
Dinoto Indramayu
Dinoto Indramayu Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan belajar....

Setiap saat saya mencoba merangkai kata, beberapa diantaranya dihimpun di : www.segudang-cerita-tua.blogspot.com Sekarang, saya ingin mencoba merambah ke ranah yang lebih luas bersamamu, Kompasiana....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Indramayu Makan Nasi Berlauk Jerami

25 Januari 2019   01:09 Diperbarui: 25 Januari 2019   01:21 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu tidak mengherankan jika para pen-supply sapi potong yang setiap hari memasok sapi yang dibutuhkan masyarakat kabupaten indramayu itu, memanfaatkan potensi terpendam ini untuk kemakmuran keluarga mereka.

Truk mereka menuju ke indramayu berisi penuh sapi potong, pada saat pulang tidak mau kosong. Mereka mengisi penuh truk dengan jerami. Sampai di tujuan jerami dari indramayu itu menjadi makanan mewah sapi potong masyarakat jawa tengah dan jawa timur. Setelah sapi-sapi mereka besar, dibawalah sapi-sapi itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten indramayu kembali.

Demikianlah siklus jerami-sapi dan sapi-jerami ini terus berlangsung hingga kini. Jerami dari indramayu dibawa peternak jawa tengah dan jawa timur dan kembali ke indramayu dalam bentuk sapi dewasa, sapi potong yang memang benar-benar siap dipotong.

Dengan kata lain, masyarakat kabupaten indramayu yang merupakan gudang pangan nasional ini tidak berhenti kondisi, "wong dermayu, mangan sega lawue dami." dalam bahasa nasional: orang indramayu, makan nasi berlauk jerami....

Tentu saja hal ini harus segera diakhiri, potensi jerami yang dihasilkan hamparan sawah di kabupaten indramayu ini sudah saatnya menjadi sumber kemakmuran bagi masyarakat kabupaten indramayu.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun