Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

India Mengincar Porsi yang Lebih Besar dalam Industri Luar Angkasa Global Senilai $400 miliar

15 Agustus 2022   07:00 Diperbarui: 15 Agustus 2022   07:11 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chandrayaan 2, kapal antariksa India menuju ke Bulan, saat peluncuran pada tahun 2013. | Sumber: ISRO

Oleh Dinda Annisa

Ruang angkasa telah menjadi arena baru bagi bisnis dengan lebih banyak peluang dalam tenaga surya berbasis ruang angkasa, penambangan bulan/asteroid, logistik/kargo ruang angkasa, pariwisata ruang angkasa, perjalanan roket antarkota, serta penelitian dan pengembangan juga konstruksi mikrogravitasi.

Menurut Citibank, penurunan lebih lanjut dalam biaya akses ruang angkasa akan menciptakan lebih banyak peluang untuk ekspansi dan inovasi teknologi, sehingga membuka lebih banyak layanan dari orbit seperti broadband satelit dan manufaktur.

Kemajuan teknologi dan penurunan biaya telah menarik lebih banyak investasi swasta. Misalnya, tahun lalu, perusahaan swasta telah menginvestasikan AS$14,5 miliar di industri luar angkasa.

PS Raghavan | Sumber: rru.ac.in
PS Raghavan | Sumber: rru.ac.in


"Industri luar angkasa global saat ini menghasilkan pendapatan hampir $400 miliar. Angka ini diproyeksikan tumbuh menjadi lebih dari $1 triliun pada tahun 2040 dan $2,7 triliun pada tahun 2050. Pertumbuhan ini akan didorong oleh meningkatnya permintaan untuk teknologi otomasi baru dan miniaturisasi, yang menghasilkan manfaat biaya, waktu dan kualitas," tulis PS Raghavan, mantan diplomat top India, tulis pekan lalu di situs web kantor berita Trend Azerbaijan, trend.az.

"Teknologi luar angkasa sudah dapat diakses secara luas, dan versi yang lebih canggih akan semakin memperluas jangkauannya, karena jaringan generasi baru dan layanan-layanan navigasi satelit yang lebih maju meningkatkan konektivitas dengan komunikasi yang lebih cepat dan gambar beresolusi tinggi. Selain SpaceX milik Elon Musk dan Blue Origin milik Jeff Bezos, industri luar angkasa swasta yang berkembang pesat telah muncul, menawarkan berbagai layanan luar angkasa."

Tetangga maritim dan mitra strategis kita, India, telah membuat langkah besar dalam eksplorasi ruang angkasa dengan mengirimkan tidak hanya satelit komersial, tetapi juga mengirim roket riset (probe) ke Bulan dan Mars dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini India sedang bekerja untuk mengirimkan probe ke planet Venus dalam waktu dekat.

Tahun ini India mungkin akan mengirim tiga astronot atau Gaganauts, termasuk seorang wanita, ke luar angkasa.

Dalam upaya untuk mengikuti tren global yang melibatkan sektor swasta dalam industri luar angkasa, Perdana Menteri India Narendra Modi telah meresmikan pada tanggal 11 Juni 2022 markas Pusat Promosi dan Otorisasi Antariksa Nasional India (IN-SPACe).

"Ini adalah langkah signifikan dalam operasionalisasi reformasi yang diluncurkan oleh Pemerintah India untuk mempromosikan partisipasi sektor swasta di sektor ruang angkasa India, menyediakan akses ke aset, data dan fasilitas ruang angkasa, yang sampai sekarang sepenuhnya dimiliki oleh entitas pemerintah, Organisasi Penelitian Luar Angkasa India [ISRO]," kata Raghavan, yang merupakan ketua Dewan Penasihat Keamanan Nasional India (2016-2020).

IN-SPACe, sebuah lembaga independen single-window, akan mengizinkan dan mengawasi kegiatan perusahaan swasta dalam membangun dan meluncurkan satelit, serta menyediakan layanan berbasis ruang angkasa. Lembaga ini dapat mengembangkan mekanisme yang sesuai untuk berbagi teknologi dan keahlian ISRO tanpa biaya atau dengan harga yang wajar, untuk menghindari penciptaan kembali roda kemudinya. Fasilitas teknologi tinggi ISRO yang padat modal akan tersedia untuk digunakan oleh perusahaan swasta.

"Singkatnya, pemerintah India akan, melalui IN- SPACe, memastikan lapangan bermain yang setara untuk industri swasta, dengan kebijakan yang memungkinkan dan lingkungan peraturan yang ramah," ujar Raghavan, Rekan Terhormat (Distinguished Fellow) dari Vivekananda International Foundation.

"Industri luar angkasa India telah mencatat keberhasilan luar biasa selama beberapa dekade terakhir, dalam menghadapi lingkungan eksternal yang tidak bersahabat [sanksi, kontrol ekspor, penolakan teknologi] untuk sebagian besar periode perkembangannya. ISRO telah mengembangkan teknologi end-to-end untuk layanan dan aplikasi berbasis ruang angkasa di berbagai sektor. Mereka telah mengembangkan teknologi canggih yang memiliki kepentingan strategis. ISRO merancang, membangun dan meluncurkan satelit untuk komunikasi berkualitas tinggi, pencitraan geo dan pengamatan bumi resolusi tinggi, serta mengoperasikan sistem satelit navigasi mandiri India [NavIC]. Dalam aplikasi ilmiah dan pengembangan, program luar angkasa India, dalam beberapa hal, lebih maju dari beberapa negara penjelajah luar angkasa yang sudah lebih maju."

India saat ini memiliki lebih dari 50 satelit operasional yang menyediakan layanan navigasi, prakiraan cuaca, membantu kota pintar, membantu televisi satelit dan bahkan membantu dalam operasi perbankan.

"India memiliki kemampuan end-to-end di luar angkasa, membuat satelit, roket dan meluncurkannya dari India. Banyak perusahaan asing menggunakan roket India untuk meluncurkan satelit mereka. Satelit Asia Selatan yang diluncurkan pada 2017 adalah burung ramah yang unik di langit yang membantu menghubungkan tetangga-tetangga India, dan India pun menyediakan satelit komunikasi ini tanpa biaya ke negara-negara Asia Selatan," tulis Pallava Bagla, seorang jurnalis top dalam eksplorasi ruang angkasa, di Borneo Bulletin pada tahun 2019.

Satelit LAPAN A1 (2007) dan LAPAN A2 (2015) milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia (LAPAN) diluncurkan oleh India.

Menurut Raghavan, permintaan akan kapasitas dedicated communication (Satcom), serta aplikasi Earth Observation (EO) meningkat pesat. Perusahaan-perusahaan besar bersedia untuk berinvestasi di satelit mereka sendiri, sehingga memastikan kapasitas captive untuk kebutuhan masa depan mereka. Aplikasi baru seperti konektivitas broadband dalam penerbangan dan maritim, serta inisiatif pemerintah seperti Digital India dan Bharatnet menawarkan peluang baru bagi perusahaan-perusahaan di pasar Satcom India. Dengan pertumbuhan teknologi EO, perusahaan-perusahaan pertambangan dapat mengganti peralatan lapangan mereka dengan alat analisis dan pemantauan berbasis satelit.

Sampai sekarang, ungkap Raghavan, permintaan layanan Satcom di India diperkirakan sekitar $11 miliar. Ini tidak mencerminkan permintaan yang sebenarnya, karena kerangka kerja yang didorong oleh pasokan. Kapasitas internal ISRO menyediakan komunikasi terutama ke wilayah geografis dan pulau-pulau terpencil, yang tidak dapat diakses oleh kabel terestrial secara ekonomis.

"Langkah penting pertama dalam mengkomersialkan produksi sistem peluncuran diambil dengan pemberian kontrak untuk pembuatan lima Polar Satellite Launch Vehicle [PSLV] kepada konsorsium sektor publik yang menjalankan Hindustan Aeronautics Limited dan perusahaan sektor swasta Larsen & Toubro, sebesar $103 juta," tutur Raghavan.

Diperkirakan bahwa permintaan data geospasial di India diproyeksikan akan tumbuh hingga hampir $12 miliar pada tahun 2029-2030.

"Pemerintah baru-baru ini mengambil langkah-langkah untuk memelihara dan mengembangkan ekosistem geospasial negara. Mereka telah mencabut persyaratan lisensi atau persetujuan sebelumnya untuk pengumpulan, pembuatan, penyebaran, penyimpanan dan/atau digitalisasi data serta peta geospasial. Ini akan memacu pertumbuhan aplikasi hilir dengan secara signifikan mengurangi harga data resolusi tinggi dan aplikasinya," jelas Raghavan.

Ada juga sudut lain untuk teknologi luar angkasa.

"Penggunaan teknologi berbasis ruang angkasa dalam peperangan, intelijen dan pertahanan telah disorot oleh konflik baru-baru ini di Asia Barat dan Ukraina. Sistem berbasis ruang angkasa untuk komunikasi pertahanan, gambar resolusi tinggi untuk deteksi target dan informasi real-time lainnya adalah kebutuhan pertahanan yang penting. Kerahasiaan yang terlibat dalam aplikasi pertahanan berarti bahwa produk-produk ini harus diproduksi, diservis dan ditingkatkan secara lokal. Mungkin ada peluang bagi perusahaan India yang terkenal di bidang ini," kata Raghavan.

Sektor luar angkasa berkembang pesat dengan perusahaan-perusahaan start-up baru dan investasi swasta. Sektor ini memiliki potensi besar di India dan di seluruh dunia.

Eksplorasi Antariksa | Sumber:  trend.az
Eksplorasi Antariksa | Sumber:  trend.az

Bagaimana dengan Indonesia?

Faktanya, LAPAN kita berdiri pada 27 November 1964, jauh sebelum ISRO India yang didirikan pada tanggal 15 Agustus 1969. Pemerintah kita harus menyadari potensi sektor antariksa dan melibatkan perusahaan swasta untuk meraup lebih banyak keuntungan.

India adalah pemimpin dalam mengembangkan teknologi luar angkasa dengan biaya terendah di dunia. Mereka telah bekerja dengan 61 negara, termasuk Indonesia, sebagai bagian dari diplomasi antariksanya.

Di India, Asosiasi Antariksa India telah dibentuk untuk mempromosikan kepentingan industri yang baru lahir ini dan untuk advokasi kebijakan dengan pemerintah dan lembaganya.

"Ini adalah peran penting pada tahap ini, ketika pemerintah, ISRO dan industri luar angkasa swasta berusaha untuk mengembangkan kemitraan publik-swasta yang optimal," ujar Raghavan.   

Jika reformasi berjalan seperti yang diproyeksikan, menurut Raghavan, sektor luar angkasa India harus menghasilkan --- dalam penjualan dan ekspor domestik --- setidaknya $50 miliar pendapatan pada tahun 2025.

Sebagai tetangga maritim dan sahabat dekat, baik Indonesia maupun India harus bekerja sama untuk membentuk kemitraan yang kuat di bidang antariksa.

Penulis adalah seorang jurnalis lepas yang berbasis di Bekasi, Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun