Mohon tunggu...
Dini Mulyasari
Dini Mulyasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan I Membantu Siswa Kelas 1 SDN 01 Sukamukti Kabupaten Garut Belajar Membaca

24 September 2021   12:28 Diperbarui: 24 September 2021   14:04 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     

 

Dimasa pandemi  Covid-19 saat ini beberapa aktivitas seperti bekerja dan belajar dilakukan di rumah. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penularan virus Covid-19. Aktivitas seperti bekerja dan belajar di rumah menjadi hal baru bagi masyarakat sehingga perlu adaptasi kembali dengan kondisi yang berbeda. Salah satu adaptasi saat ini yaitu masyarakat harus memiliki dan memahami akan penggunaan teknologi seperti handphone, laptop dan teknologi lainnya yang menunjang kegiatan di rumah.

Adaptasi yang baru dimasa pandemi saat ini menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak postif dari adanya adaptasi ini yaitu masyarakat menjadi lebih mudah untuk melakukan pekerjaaannya walaupun dilakukan di rumah. Selain itu, penularan virus Covid-19 dapat diminimalisir karena dengan bekerja dan belajar di rumah maka sedikitnya tidak menimbulkan kerumunan. Namun disamping itu ada juga dampak negatifnya, yaitu beberapa daerah yang terpencil yang tidak memiliki akses untuk menjangkau internet serta sebagian besar masyarakat yang tidak memiliki fasilitas yang memandai tidak dapat melaksanakan aktivitas bekerja dan belajar di rumah dengan optimal.

Sektor pendidikan salah satunya yang terkena dampak akan kondisi pandemi Covid-19 ini. Sebagian besar sekolah-sekolah tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Pada kondisi pandemi saat ini sekolah dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran secara online atau disebut juga dengan daring (dalam jaringan). Namun, hal tersebut belum berjalan secara optimal terutama pada jenjang Sekolah Dasar. Siswa-siswa Sekolah Dasar yang masih membutuhkan bimbingan yang lebih dari orang dewasa seperti guru dan orangtua, dimasa pandemi saat ini tidak memperolehnya dengan maksimal terutama bagi siswa, guru ataupun orangtua  yang tidak memiliki akses dan fasilitas yang mendukung.

Ketidakmerataan yang terjadi di Indonesia tersebut menimbulkan inovasi terbaru dimana pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan dan Budaya menggagas untuk menggerakkan seluruh mahasiswa di Indonesia  agar dapat membantu sekolah-sekolah yang membutuhkan dalam proses belajar mengajar di kondisi pandemi saat ini. Gagasan tersebut dinamakan dengan Kampus Mengajar. Kampus Mengajar adalah salah satu program dari Kampus Merdeka  yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Budaya. Kampus Mengajar mengajak seluruh mahasiswa Indonesia berkonstribusi untuk negeri dengan memberikan inovasi dan membantu sekolah-sekolah di Indonesia yang membutuhkan terutama di Sekolah Dasar  dalam segi literasi dan numerasinya serta adaptasi teknologi.

Pada tanggal 29 Maret 2021 saya sudah mulai melakukan aktivitas mengajar untuk membantu guru atau wali kelas satu dalam proses pembelajaran. Kegiatan mengajar yang saya lakukan untuk membantu wali kelas satu SDN 01 Sukamukti dalam proses pembelajaran tatap muka di sekolah dilakukan setiap dua hari dalam seminggu yaitu hari Senin dan Kamis karena pada hari Senin dan Kamis jadwalnya kelas satu untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Hal ini dilakukan secara bergilir setiap minggunya pada setiap kelas dari kelas satu sampai dengan kelas enam. Pembelajaran tatap muka di sekolah, waktu masuk ke kelas yaitu pukul 07.00 WIB dan selesai sampai pada pukul 09.00 WIB. Untuk hari-hari selebihnya dilakukan pembelajaran secara daring.

Selama kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah berlangsung saya sering juga mengedukasi terlebih dahulu siswa-siswa kelas satu untuk mematuhi protokol kesehatan sebelum memulai pembelajaran seperti bagaimana mencuci tangan dengan benar, memakai masker yang benar, dan menjaga jarak ketika belajar di kelas ataupun ketika sedang berada di luar. Setelah itu, proses kegiatan belajar mengajar pun dilakukan. Sebelum pada menyampaikan materi pembelajaran saya mengajak siswa-siswa untuk melakukan ice breaking terlebih dahulu agar siswa semakin semangat ingin belajar. Selanjutnya, saya memberikan dan membimbing siswa-siswa untuk belajar literasi yaitu membaca dan menulis serta numerasi seperti menghitung penjumlahan dan pengurangan. Kegiatan tersebut rutin saya lakukan pada bulan April terhadap kelompok belajar yang belum lancar membaca dan menulis. Berhubung pada saat itu terdapat tiga ruang kelas yang kosong karena setiap harinya dua kelas secara bergilir melakukan pembelajaran luring, maka saya berinisiatif untuk membagi kelas satu menjadi dua kelompok belajar yaitu kelompok belajar yang sudah lancar membaca dan menulis serta berhitung, dan kelompok belajar yang belum lancar membaca dan menulis serta berhitung. Kelompok belajar yang belum lancar membaca dan menulis serta berhitung dialihkan pembelajarannya kepada saya, sedangkan kelompok belajar yang sudah lancar membaca, menulis dan berhitung proses pembelajarannya oleh Ibu Ida. Kelompok belajar tersebut dipisahkan dalam kelas yang berbeda. Kelompok belajar yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung ini sebanyak 10 orang. Selama membantu proses pembelajaran kelompok belajar yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung saya membuat media penbelajaran yang mendukung yaitu media pembelajaran cantol raudhoh. Media pembelajaran ini digunakan untuk membantu siswa-siswa yang kesulitan dalam membaca. Media pembelajaran cantol raudhoh yang saya buat yakni berbentuk gambar-gambar hasil print. Media pembelajaran cantol raudhoh ini saya gunakan dalam proses pembelajaran. Selain dari media pembelajaran cantol raudhoh yang saya gunakan, saya juga menggunakan media pembelajaran digital seperti powerpoint yang ditampilkan di layar laptop ketika pembelajaran berlangsung. Disamping itu, saya juga sering mengajak siswa-siswa untuk bermain permainan yang dapat mengasah otak mereka ketika proses pembelajaran ataupun akhir pembelajaran. Permainan yang saya implementasikan dalam pembelajaran yaitu seperti media puzzle, tebak gambar dan tebak siapakah aku. Kegiatan tersebut dilakukan selama tiga bulan pengabdian di SDN 01 Sukamukti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun