Dinda Putri Pertiwi1, Khadijah2, Khoiruddin3
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya1,2,3
Di zaman digital yang semakin maju, masyarakat mendapatkan kemudahan dari berbagai layanan, termasuk dalam hal pengiriman barang dan paket. Kemudahan ini mendukung aktivitas harian baik untuk keperluan pribadi maupun bisnis. Namun, bersamaan dengan kemajuan ini, risiko keamanan juga meningkat, salah satunya adalah cara-cara penipuan yang menyasar pengguna layanan pengiriman, terutama adalah modusnya menggunakan kurir.
Penipuan yang menggunakan kurir paket dokumen adalah cara melakukan kejahatan siber di mana pelaku mengirim pesan melalui WhatsApp atau email yang berpura-pura sebagai kurir paket. Mereka kemudian meminta korban untuk mengunduh file berbahaya yang memiliki format APK atau PDF palsu dengan alasan untuk memeriksa foto paket atau nomor resi pengiriman. File tersebut mengandung malware yang dapat mengambil informasi pribadi serta akses ke aplikasi mobile banking, sehingga dapat mengakibatkan saldo rekening korban hilang.
Pelaku akan mendesak secara terus menerus, Â untuk memastikan pengiriman dengan cara mengunduh file APK tersebut. Selain itu, pelaku juga membujuk korban untuk melakukan pengembalian dana, lalu meminta untuk memindai scan barcode yang mereka kirim dari pesan itu. Masyarakat sekarang lebih menyukai belanja online karena lebih praktis dan gampang. Tapi, Masyarakat juga harus mewaspadai kejadian ini! Dikarenakan, aktivitas belanja secara online ini sering jadi target sasaran empuk untuk para penjahat.
Masyarakat diharapkan untuk selalu melindungi diri dari modus penipuan terbaru dengan selalu mengecek kebenaran informasi melalui saluran resmi Perusahaan, seperti laman website atau nomor telepon yang terdaftar di agen pengiriman. Jika ada yang mengirim pesan disertai permintaan untuk mengunduh berkas apk dan memindai barcode, sebaiknya abaikan saja. Jangan sekali-kali mengikuti permintaan tersebut.
Berikut adalah beberapa cara gampang untuk menghindari penipuan kurir:
- Jangan langsung percaya info paket tertahan: kalau kamu dapat pesan WhatsApp yang mencurigakan segera laporkan paket anda tertahan, jangan langsung mempercainya.
- Cek ulang informasi kurir: jika ada yang menelepon mengaku sebagai kurir, segera menanyakan nomor resi dan konfirmasi dengan segera melalui website resmi jasa ekspedisi.
- Pastikan websitenya benar: selalu perhatikan alamat website yang kamu buka. Pastikan domainnya resmi (contohnya: jne.co.id, sicepat.com, jntcargo.com).
- Tolak paket COD mencurigakan: kalau anda merasa tidak memesan barang itu, jangan terima paket dengan system COD (bayar di tempat).
- Jaga kerahasiaan data pribadi: jangan pernah berikan informasi pribadi anda ke sumber atau orang yang tidak jelas.
- Waspada biaya tambahan: berhatii-hatilah apabila ada yang ingin meminta anda untuk membayar biaya tambahan yang tidak masuk akal
Kesimpulan dari kasus penipuan online:
Tindakan penipuan secara online pada prinsipnya sama dengan penipuan konvensional. yang menjadi perbedaan hanya sarana perbuatannya yakni menggunakan sistem sarana elektronik. Seiring dengan perkembangan zaman, cara-cara pelanggaran hukum seperti ini akan terus berubah dan menciptakan pola baru yang akan menyulitkan penegak hukum. Tindak kejahatan semacam ini lebih tepat disebut sebagai kejahatan masa depan dan memerlukan adanya spesialisasi dalam regulasi serta unit khusus yang lebih ampuh. Di samping itu, penting untuk memberikan edukasi yang tepat kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan yang lebih efektif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI