Mohon tunggu...
Dinda oktavia Ramadhani
Dinda oktavia Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta

Saya adalah Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta dan sedang melakukan tugas UAS artikel.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

ARMY, Kok Kamu Galak? Sisi Gelap Fandom yang Jarang Dibicarakan

31 Juli 2025   17:53 Diperbarui: 31 Juli 2025   20:19 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Fenomena ini bisa dijelaskan melalui teori sosiolog Pierre Bourdieu, yang menyebut bahwa bahasa tidak hanya alat komunikasi, tapi juga alat kekuasaan. Dalam komunitas fandom, kelompok mayoritas sering kali menggunakan bahasa baik itu hinaan, sindiran, atau makian untuk mendominasi dan membungkam pendapat yang berbeda.

Sosiolog Jrgen Habermas juga menekankan pentingnya komunikasi yang rasional dan setara. Namun dalam realitanya, ruang diskusi di fandom sering kali justru berubah menjadi ruang intimidasi, bukan dialog terbuka.

Hal ini diperparah oleh sifat anonim di media sosial. Penelitian oleh Nasya Putri Nariswari (2025) menunjukkan bahwa anonimitas dan rendahnya kecerdasan emosional anggota fandom menjadi faktor utama yang mendorong agresi verbal dalam komunitas daring.

 - Solidaritas yang Bisa Menjadi Pedang Bermata Dua

Kekuatan kolektif fandom sejatinya bisa membawa dampak besar dari menyuarakan keadilan sosial hingga menggalang dana untuk bencana alam. Namun, seperti disampaikan Sumardiono (2022), jika kekuatan ini tidak diiringi dengan etika komunikasi, ia bisa berubah menjadi alat penindasan.

Ketika solidaritas berubah menjadi fanatisme buta, kritik konstruktif dianggap sebagai serangan, dan yang berbeda pendapat pun dianggap musuh.

Menuju Komunitas yang Lebih Sehat dan Berempati

Lalu, bagaimana cara agar fandom tetap menjadi ruang yang sehat, ramah, dan produktif?

1. Menguatkan Literasi Etika Komunikasi

Edukasi mengenai bagaimana berkomunikasi secara sehat di dunia digital perlu lebih digencarkan. Admin grup dan influencer fandom bisa memulai dengan membuat konten-konten edukatif tentang pentingnya menghargai perbedaan.

2. Membuka Ruang Diskusi yang Aman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun