Siapa itu Muhammad iqbal ?Â
Muhammad Iqbal dikenal juga dengan Allama Iqbal, lahir di Sialkot, Punjab India (sekarang Pakistan). Ada beberapa pendapat mengenai kelahiran Muhammad Iqbal, tapi yang paling kuat adalah pendapat Prof. J. Marek dari Universitas Praha yaitu pada 9 November 1877, tanggal tersebut kemudian dijadikan peringatan kelahiran Muhammad Iqbal oleh kedutaan Besar Republik Islam Pakistan. Muhammad Iqbal merupakan keturunan kasta Brahmana Kasmir, ayahnya adalah Muhammad Noer, kakenya Muhammad Rafiq (seorang sufi terkenal), ibunya Imam Bibi, nenek moyangnya memeluk islam tiga abad sebelum kelahirannya. Pada tahun 1905 ia masuk ke Unversitas Cambrige untuk belajar filsafat, dua tahun kemudian pindah ke Munich di Jerman dan mendapat gelar Ph.D pada tahun 1908. ia lalu kembali ke Lahore bekerja menjadi pengacara dan mengajar filsafat. Ia memasuki dunia politik dan dipilih menjadi Presiden Liga Muslim pada tahun 1930. Muhammad Iqbal lalu wafat pada tahun 1938 dalam usia 62 tahun.
Ijtihad Progresif
Ijtihad progresif merupakan sebuah gerakan dan pemikiran Islam yang berusaha membuat ajaran agama Islam selalu sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini mendorong agar umat Islam selalu berusaha memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam dengan cara yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan tantangan modern.
Ijtihad progresif mengajarkan bahwa akal sehat dan wahyu harus sejalan dan beriringan. Artinya, hukum dan ajaran tidak hanya terpaku pada teks agama, tapi juga memakai akal untuk menemukan solusi yang tepat terhadap masalah-masalah yang baru. Dalam gerakan ini, umat Islam dimotivasi untuk aktif belajar, memajukan pendidikan, dan ikut membangun masyarakat yang lebih adil dan makmur. Semua itu dilakukan tanpa meninggalkan ajaran dasar agama, agar agama tetap menjadi sebuah kekuatan yang penuh semangat untuk memajukan umat.
Ijtihad Progresif dalam Gerakan dan Pemikiran Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal menolak taqlid buta, yaitu sikap menerima ajaran yang sudah lama tanpa usaha memahami dan mengembangkannya sesuai zaman. Iqbal memandang bahwa dunia terus berkembang dan muncul tantangan baru, sehingga umat Islam harus selalu merespons perubahan tersebut. Menurutnya, ijtihad bukan hanya soal hukum, tetapi merupakan suatu usaha agar ajaran Islam tetap hidup dan bermanfaat bagi umat manusia di sepanjang zaman.
Dalam pemikiran Iqbal, agama bukanlah sesuatu yang kaku dan statis. Agama justru harus menjadi kekuatan dinamis yang mampu menuntun umat Islam untuk maju dan berkembang. Itulah sebabnya Iqbal sangat menolak sikap taqlid buta. Ia berpendapat bahwa umat Islam perlu menfasirkan ulang ajaran agama dan mempertimbangkan ajaran lama apakah ajaran tersebut masih relevan dengan zaman sekarang apa tidak.
Iqbal yakin bahwa umat Islam tidak akan bisa bangkit jika hanya terus mengulang apa yang sudah dilakukan orang-orang di masa lalu. Karena itu, ia mendorong umat Islam menjadi umat yang cerdas, berpendidikan, dan mampu menghadirkan pemikiran-pemikiran baru yang bermanfaat. Iqbal berharap umat islam tidak hanya menjadi pengikut, tetapi menjadi pelopor dalam berbagai bidang kehidupan. Ijtihad progresif adalah pintu bagi umat Islam untuk menemukan cara-cara baru dalam menghadapi masalah modern dengan tetap teguh pada ajaran Islam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI