Mohon tunggu...
Dinda Istiqomah
Dinda Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - hidup di dunia ,di bumi

memang baik menjadi orang hebat,tapi lebih hebat menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pacaran Islami?

27 Oktober 2021   16:11 Diperbarui: 27 Oktober 2021   16:16 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PACARAN ISLAMI???

Apa sih itu pacaran, Pacaran merupakan proses perkenalan dua insan antar lawan jenis .banyak sekali para remaja zaman sekarang yang sudah menganngap pacaran adalah hal biasa, dan mungkin bukanlah hal yang tabu untuk di publis.

Awal kisah dimana pada bulan februari saat aku ikut dalam kegiaatan Nasyiatul Aisiyah (NA) di mana awal aku bertemu dengan dia.pada saat kegiatan berlangsung aku sering di ajak bicara ,cerita-cerita dan bergurau dengan teman-temannya.dan disitulah awal perkenalan kami

Saat acara telah selesai, aku langsung pulang ke sebamban ,dan kemudian sebelum itu dia langsung menyapa “ mau pulang kah din”sambil bernaung di bawah pohonTerus langsung ku jawab “iyaa..”sambil menyiapkan motor.“hati-hati ya di jalan ..”dengan senyumannya yang lebar memberikan perhatian“iyaaa siap” ucap ku sambil menyalakan motor kemudian pergi

Saat aku sudah sampai rumah ,dan buka hp tiba-tiba ada chat masuk dan ternyata si dia yang nge chat .chat an berlangsung setiap hari saling berkabar dan segala macam, selang waktu 1 bulan tiba-tiba  ada hal serius yang mau di sampaikan ujar si dia. dia menyatakan perasaan lewat chat,“maun ngga jadi pacarku “ Kemudian aku terkejut dan juga merasa senang  saat mendapat pesan seperti itu , tapi pada saat itu langsung ku jawab    ...” kan pacaran itu ngga boleh dalam islam ..”sambil menahan rasa yang juga sebetulnya  sama dengan dia

“iya kita ngga pacaran,cuman kita saling menjaga aja,kaya komitmen gitu “…Ku jawab “ apa bedanya sama pacaran,sama ajakan ?”“beda, klo pacaran bisa putus, kalo komitmen engga ,kita saling jaga dan saling percaya” Kemudian saat itu ngga tau kenapa kemudian langsung percaya gitu,dan bilang iya pada saat itu mau komitmen dengan dia selang beberapa hari kemudian setelah itu dia nge chat dan ngajak buat ketemu , cuman pada saat itu aku belum berani buat di ajak jalan sama laki-laki .aku terus memberi alas Dan ada pada suatu hari dimana dia bilang, “kamu kenapa kelau di ajak jalan selalu ngga mau ? padahal kan aku kangen.”Langsung ku jawab “aku ngga suka di ajak ketemuan, ngga berani “ Dia balas  “kenapa ngga berani,aku janji ngga bakal ngapa-ngapain kamu,aman ko .”

“janji ya, awas aja kamu sampe deket-dekat aku marah banget pokonya .”ujar  ku 

“ iyaa janji” ucap dia

Kemudian keesokan harinya aku pun pergi, dan kami janjian di suatu tempat, yaitu di pantai. Dan disitulah kami bertemu.saat aku sudah sampai di sana kemudian dia datang menghampiri dan kami duduk bersebelahan “jangan dekat-dekat,kalo ngomong jangan liat aku liat ke pantai sana “ ucapku dengan tegas bicara dengan dia “iyaa iyaa,, kenapa si ngga boleh ngomong hadapan..”ucap dia sambil kebingungan “yaa ngga papa, emang ngga terbiasa jalan sama cowok berdua..”sambil sedikit pura-pura cuek padahal dalam hati senangDi situ kita cerita-cerita dan tidak lama aku dengan dia bertemu mungkin hanya 30 menit, setelah itu aku minta pulang dan kemudian kami pulang

Saat di rumah aku merasa bahagia banget sudah ketemu ,walaupun di depan dia nya tampak biasa-biasa aja dan cuek bebek.Setelah beberapa bulan kemudian ada suatu saat di mana ada hal yang mengganjal , setelah aku sholat dan berdo’a tiba-tiba hati terketuk dan yang ada di pikiran ini salah, kenapa aku mau berhubungan sama lawan jenis yang memang belum muhrim nya .dan saat itu aku langsung memberi pesan ke dia bahwa apa yang sudah kita jalani dan kita bilang komitmen itu salah .tidak ada hubungan apa-apa antara lawan jenis sbelum adanya ikatan pernikahan .

Dan setelah itu dia bilang “ kita juga memulai hubungan baik-baik kan dan juga aku ngejaga kamu ,dan tidak berani berbuat macam-macam.” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun