Jambi -- Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi tahun 2025 menghadirkan pengalaman unik sekaligus mengesankan, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat Sukarejo-Thehok, Kota Jambi. Selama lebih dari satu bulan, tepatnya dari 7 Juli hingga 15 Agustus 2025, mahasiswa tidak hanya menjalankan peran sebagai pengajar Al-Qur'an di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Biru, tetapi juga ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan di Langgar Al-Muhajirin.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa bukan sekadar agen perubahan di dunia kampus, melainkan juga di tengah masyarakat. Dengan ilmu dan semangat mudanya, mereka mampu menyulut antusiasme anak-anak belajar ngaji, sekaligus menumbuhkan kesadaran warga akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Ngaji yang Lebih Seru di TPA Biru
"Anak-anak jadi lebih rajin dan senang belajar. Mereka menunggu sesi ngaji dengan penuh antusias," ungkap Bunda Linda dengan senyum puas.
Kreativitas mahasiswa ini tak hanya menambah variasi belajar, tetapi juga membangun kedekatan emosional dengan anak-anak. Bahkan beberapa orang tua mengaku terharu melihat perubahan semangat anak-anak mereka dalam belajar Al-Qur'an.
Meskipun terlihat sederhana, kegiatan ini mendapat sambutan hangat. Bagi warga, keberadaan mahasiswa menjadi pemicu semangat gotong royong. Kebersihan langgar pun semakin terjaga, dan warga mulai membiasakan diri untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
Kegiatan bersih-bersih ini sekaligus menjadi bentuk nyata dukungan mahasiswa terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam bidang pendidikan dan lingkungan.
Dampak positif dari KKN Mandiri ini terlihat jelas di dua aspek utama. Pertama, di bidang pendidikan keagamaan, anak-anak TPA Biru menunjukkan peningkatan kemampuan membaca Al-Qur'an. Metode interaktif seperti tebak surah membuat hafalan mereka lebih cepat, dan rasa percaya diri semakin terbangun.
Kedua, di bidang lingkungan, kegiatan bersih-bersih membuat warga semakin peduli menjaga fasilitas ibadah mereka. Sampah di sekitar langgar mulai berkurang, bahkan ada warga yang mencoba memisahkan sampah organik dan non-organik.