Mohon tunggu...
Dinda Putri n
Dinda Putri n Mohon Tunggu... Mahasiswa

INFP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Petani Padi dalam Menghadapi Keterbatasan Pupuk Bersubsidi dan Dampaknya pada Produksi

5 Oktober 2025   13:55 Diperbarui: 5 Oktober 2025   15:50 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Padi menjadi sumber penghidupan utama bagi banyak petani yang mayoritas menggantungkan kehidupan sehari-harinya pada hasil tanaman tersebut. Pak Rawat, seorang petani yang telah menekuni pertanian selama 15 tahun mengungkapkan, petani padi di Serang mengalami kesulitan besar dalam mendapatkan pupuk bersubsidi.

“Masalah terbesar kami adalah pupuk, karena pembelian pupuk sangat dibatasi, Saya hanya boleh membeli 7 karung dari yang biasanya 14 karung, sementara sawah saya membutuhkan lebih banyak untuk hasil yang optimal.” Ujarnya.

Adanya sistem pembelian pupuk yang dibatasi oleh regulasi, menyebabkan para petani hanya dapat membeli pupuk dalam jumlah yang jauh dari kebutuhan normal sawahnya, sehingga produksi padi menjadi kurang optimal.

Pak Rawat juga menjelaskan dampak langsung kekurangan pupuk tersebut pada kualitas dan kuantitas hasil panennya. Padi yang ditanam kurang "gemuk" dan jumlah anakan padi menjadi sedikit, sehingga mengurangi volume hasil panen yang dapat diperoleh. Padahal, petani sangat bergantung pada hasil panen untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Harga pupuk non-subsidi yang jauh lebih mahal juga menjadi beban tambahan yang memberatkan petani.

Selain kendala pupuk, petani juga merasa kurang mendapat manfaat dari bantuan pemerintah yang kerap tidak merata. Bantuan pupuk maupun bibit yang diberikan terkadang tidak sampai ke petani yang benar-benar membutuhkan, terutama bagi petani pendatang yang kurang diakomodasi dalam kelompok tani. Hal tersebut menimbulkan ketidakadilan dan memperparah situasi pertanian lokal. Petani berharap agar distribusi bantuan berjalan lebih transparan dan merata untuk seluruh petani.

Meski menghadapi berbagai tantangan, petani di Serang tetap memandang masa depan pertanian padi mereka dengan harapan. Permintaan padi yang terus meningkat memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan, asalkan dukungan dalam hal pupuk dan sarana pertanian lainnya diperbaiki. Petani sangat menginginkan kebijakan yang melonggarkan pembatasan pupuk bersubsidi serta menyediakan pupuk yang berkualitas dengan harga terjangkau agar pertanian mereka bisa bertumbuh dan menghasilkan dengan lebih baik.

Bagi petani setempat, pupuk merupakan faktor utama dalam meningkatkan produktivitas padi dan kesejahteraan mereka. Apabila ketersediaan pupuk tetap terbatas, maka hasil panen tidak akan mengalami peningkatan dan kondisi ekonomi petani sulit membaik. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan pemerintah yang efektif dan transparan untuk memperbaiki sistem distribusi pupuk serta mendukung kemajuan pertanian di wilayah Serang. Dengan dukungan yang memadai, pertanian padi di daerah ini memiliki potensi besar untuk berkembang demi kesejahteraan para petani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun