Mohon tunggu...
Jaka Kirwanto
Jaka Kirwanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Rusia Pun Belajar Pengoperasian Pabrik ke Pupuk Kaltim

1 November 2017   09:30 Diperbarui: 3 Januari 2018   13:39 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Republik Tatarstan adalah merupakan salah satu negara bagian dari Federasi Rusia. Pada akhir tahun 2010, Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) dari Jepang mendapat kontrak pembangunan pabrik urea, dengan nilai investasi sekitar 1 milyar USD. Pabrik yang dibangun memiliki kapasitas produksi amoniak 2.050 ton/hari, dan urea juga 2.050 ton/hari. Namun pabrik juga didesain untuk menghasilkan methanol 668 ton/hari (produksi amoniaknya menjadi 1.382 ton/hari). Pabrik Amoniak menggunakan proses Haldor Topsoe, sedangkan Pabrik Urea memakai proses Snamprogetti. Kedua lisensi proses tersebut sama persis dengan pabrik Kaltim-4.

Pupuk Kaltim mempunyai pengalaman memberi pelatihan pengoperasian pabrik karena telah melakukan beberapa kali. Diantaranya adalah 2 kali pelatihan untuk operator pabrik urea di Vietnam dan sekali pabrik urea di China. Kali ini oleh MHI, Pupuk Kaltim mendapat penawaran memberi pelatihan pengoperasian pabrik Tatarstan (TAF = Tatarstan Ammoni Fertilizer Plant). Selain MHI sudah pernah menjalin kerja sama yang sejenis dengan Pupuk Kaltim dan mendapatkan kesan yang baik, juga di Indonesia satu-satunya pabrik urea yang menggunakan lisensi proses dari Snamprogetti hanya Pabrik Urea-4.

Akhirnya Terlaksana juga

Setelah beberapa kali tertunda karena alasan internal proyek, akhirnya training terlaksana juga mulai tanggal 10 November 2014 selama 3 minggu. Peserta training adalah 13 orang, terdiri dari 7 orang peserta Amoniak dan 6 orang peserta Urea. Dari total 13 orang, kebangsaannya pun berbeda-beda, yaitu 7 orang Rusia, 4 orang Ukrania dan 2 orang Jepang. Dua diantara peserta adalah penterjemah bahasa Inggris -- Rusia.
Instruktur sejumlah total 32 orang, mayoritas dari Direktorat Produksi. Semua potensi dikerahkan.....

Kelas yang Hidup

Training dilaksanakan mengikuti jam kerja Pupuk Kaltim, terdiri dari 2 kelas paralel (Amoniak dan Urea). Secara umum materi pelatihan adalah materi teknis pengoperasian pabrik, dengan tambahan sedikit tentang safety dan perhitungan proses. Setiap materi disampaikan oleh minimal 2 orang Instruktur. Kebijakan 2 orang Instruktur dalam 1 kelas ini dimaksudkan agar pelatihan berjalan maksimal, diharapkan terjadi diskusi yang optimal antara Trainee dan Instruktur terkait tentang materi yang disampaikan dan utamanya pengalaman operasional yang kita miliki. Hal ini mengingat bahwa Trainee mempunyai latar belakang yang beragam, dari tingkat engineer yang baru lulus (fresh graduate) hingga tingkat Manager yang sangat berpengalaman (senior).

Selama pelatihan, kelas terasa "hidup", terutama untuk kelas Amoniak. Meskipun diskusi berlangsung melalui penterjemah, namun tidak mengurangi serunya diskusi yang berlangsung dua arah. Diskusi berlangsung dengan hangat, bukan hanya Instruktur menyampaikan materi sharing pengalaman Pupuk Kaltim, namun sering juga Trainee menyampaikan pengalaman mereka selama ini di tempat mereka pernah bekerja. Diskusi di kelas Amoniak lebih seru karena seluruh Trainee mempunyai kemampuan dan pengalaman yang hampir berimbang, sementara di kelas Urea ada 1 Trainee yang sangat senior sementara yang lain relatif yunior sehingga terkadang diskusi tidak merata dengan seluruh Trainee.
Selain penyampaian materi di kelas, Instruktur juga membawa Trainee ke pabrik untuk memberikan gambaran yang lebih nyata tentang teori yang telah disampaikan.  

Yang Bisa Dipelajari

Meskipun Pupuk Kaltim bertindak sebagai "guru", bukan berarti tidak ada yang bisa dipelajari dari "muridnya". Hal pertama yang bisa dipelajari adalah : Disiplin. Terutama dalam hal waktu. Selama pelatihan, tidak pernah ada kata terlambat. Bukan hanya dalam hal memulai pelatihan, dalam hal janji apapun, misal janji dijemput di hotel karena agenda lain, tidak pernah penjemput harus menunggu mereka karena belum siap. Jam berapa yang kita sepakati, jam itulah yang mereka pegang. Tidak ada budaya "ngaret" seperti yang sering kita "banggakan" selama ini. Semula di awal pertemuan saya menawarkan kepada Trainee untuk memulai training agak lambat mengingat bisa jadi jam 07.00 adalah terlalu pagi untuk budaya mereka selama ini. Namun mereka merasa tidak keberatan dengan hal tersebut, jadi selama 3 minggu pelatihan tidak pernah sedikit pun terlambat dimulai. Dan "hebatnya" lagi, dimulai sangat awal, diakhiri juga tepat waktu, selama pelatihan tidak pernah saya melihat satu saja di antara mereka mengantuk, bahkan di jam-jam "kritis". Selain karena kedisiplinan mereka, juga tidak bisa dipungkiri kontribusi para Instruktur yang menjadikan kelas "hidup" setiap saat dengan diskusi.

Hal lain yang bisa diambil pelajaran adalah timbulnya persahabatan antar bangsa yang begitu hangat. Ada 4 bangsa yang terlibat, Indonesia, Jepang, Ukraina, dan Rusia. Kami saling belajar budaya masing-masing, saling menghormati, saling apresiasi. Selama berinteraksi, hampir tidak pernah ada "konflik", meskipun kami mempunyai latar belakang beragam. Terus terang saya agak tidak menyangka bahwa mereka bisa sehangat itu, semula saya berprasangka bahwa orang Eropa Timur akan bersikap dingin terhadap kita.......

Bahasa Inggris....

Dalam rapat persiapan menjelang Training, beberapa teman Instruktur sempat "mengkhawatirkan" kemampuan bahasa Inggrisnya nanti bila mengajar. Saya menyampaikan saat itu, sejelek-jelaknya bahasa Inggris kita, pasti lebih baik dari pada mereka (Trainee). Keyakinan saya ini saya sampaikan ke teman-teman Instruktur untuk "membesarkan hati" saja agar mereka percaya diri, meskipun terbesit sedikit kekhawatiran juga sama dengan yang mereka rasakan.

Bagaimana kenyataannya?

Terus terang saya terkejut, dan juga sangat bangga, kekhawatiran Instruktur tidak terbukti. Bisa dikatakan bahwa seluruh Instruktur mampu menyampaikan materi dengan baik dalam bahasa Inggris. Terlepas dari kesalahan tata bahasa yang mungkin ada, namun Instruktur mampu berkomunikasi dengan sangat baik, bahkan kita jauh lebih "unggul" dibanding Trainee yang harus menggunakan penterjemah. Padahal secara pendidikan bisa jadi latar belakang Trainee secara umum lebih tinggi, namun Instruktur mampu berbahasa Inggris (bahasa Internasional) jauh lebih baik. Bayangkan, dalam hal yang umum, yaitu kemampuan berbahasa Internasional, Indonesia bisa mengalahkan Rusia yang nota bene adalah negara Eropa yang lebih maju.....

Banyak Agenda

Pelatihan memang hanya dilaksanakan pada jam kerja, namun Panitia juga membuat program di hari libur week end (Sabtu-Minggu). Hal ini dimaksudkan agar Trainee tidak jenuh selama di Bontang, dan mereka bisa mempelajari budaya Indonesia, serta sisi lain dari Indonesia.
Program-program tersebut diantaranya adalah tour ke Beras Basah, Samarinda-Tenggarong, dan Sangkima. Selain agenda tersebut, sering juga ada agenda yang diatur oleh para Instruktur secara sukarela, bukan pada week end. Diantaranya "pertandingan futsal Indonesia vs Rusia", latihan bulutangkis, basket, tenis, dan jamuan makan malam. Banyaknya agenda ini menjadikan mereka seolah tidak merasa telah melewatkan waktu 3 minggu di Bontang.

Pernik....

Ada hal-hal ringan dan menarik lainnya yang bisa ditulis. Tidak terkait langsung dengan materi pelatihan, namun menarik diceritakan. Diantaranya tentang seragam PKT. Diantara trainee Rusia ada 2 orang, masing-masing dari kelas Ammonia dan kelas Urea, yang tertarik dengan seragam PT. Pupuk Kaltim, karena terlihat rapih dan harmonis. Oleh karena itu mereka berinisiatif meminta untuk diantarkan ke tukang jahit di Lhoktuan dan memesan masing-masing satu pasang pakaian kerja harian PKT, tetapi dengan identitas Tatarstan Ammoni Fertelizer di sisi kiri dan nama peserta di sisi kanan. Mereka mungkin akan menunjukan seragam tersebut ke perusahaannya sebagai referensi.

Rusia yang mayoritas berupa negara daratan, penduduknya banyak yang belum pernah melihat laut dalam hidup mereka. Oleh karena itu salah satu permintaan mereka jika memungkinkan pada saat week end adalah ditunjukkan pemandangan laut. Ketika hal ini diwujudkan dengan kunjungan ke Beras Basah, pada saat pulang beberapa diataranya membawa oleh-oleh hewan Bintang Laut untuk dibawa ke Rusia.

Ada beberapa tumbuhan dan hewan tropis yang ingin mereka lihat secara langsung. Seluruh peserta training dari Rusia belum pernah melihat buah kelapa terlebih pohonnya. Di Beras Basah hal ini terobati karena dapat menyaksikan dan menyentuhnya secara langsung. Satu lagi yang mereka penasaran adalah dunia binatang, fauna yang sangat menarik bagi mereka adalah monyet dan buaya. Untuk hewan buaya bisa diperlihatkan karena kebetulan ada warga di Bontang yang menangkap dan memeliharanya sehingga para trainee dapat terpuaskan ketika dibawa ke lokasi buaya tersebut dikurung. Untuk monyet, sayang sekali hingga 3 minggu di Bontang sedikitpun tidak pernah mereka "berkenalan" sehingga mereka masih menyimpan rasa penasaran ketika harus pulang kembali ke Rusia.

MHI Puas

Saat pembukaan, perwakilan MHI yaitu Manager Bisnis (Aya Tamura), datang mewakili dan mengikuti pelatihan hari pertama. Ketika berpamitan pada hari kedua, dia betul-betul menyampaikan kepuasannya atas pelayanan dan penyampaian training kita di hari pertama. Secara tulus dia menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Pupuk Kaltim.

Sehari menjelang penutupan, Project Manager TAF, Kent T. Ishizawa dari MHI, datang untuk ikut monitor pelatihan di hari terakhir dan penutupan Training. Saat mengikuti kelas Amoniak (materi Operator Training Simulator, OTS), dia terlihat sangat antusias. Kelas yang seharusnya selesai jam 17.00, dia minta diperpanjang hingga jam 18.00 wita.

Secara informal kepada kami, juga dia sampaikan saat memberi sambutan di acara penutupan, dia sangat berterima kasih kepada Pupuk Kaltim karena telah bersedia menerima tawaran MHI untuk melaksanakan training pengoperasian pabrik. Dia sangat mengapresiasi Pupuk Kaltim yang meskipun jadwal training sekian kali tertunda namun dengan lapang dada tetap bersedia meneruskan program pelatihan. Dia sangat puas kepada Pupuk Kaltim karena dia sudah mendengar langsung dari Trainee bahwa seluruh Trainee merasa berbahagia selama menjalani training. "Itulah yang paling penting, mereka berbahagia menjalani pelatihan ini. Itu yang paling melegakan", begitu kata Ishizawa.

What Next?

Pupuk Kaltim telah membuktikan diri mampu memberikan pelatihan pengoperasian pabrik yang diikuti oleh bangsa yang selama ini dikesankan lebih "maju" dari Indonesia. Berkali-kali Pupuk Kaltim mampu melakukannya, membuktikan bahwa bangsa Indonesia mempunyai potensi yang patut dibanggakan. Lebih khusus lagi, Pupuk Kaltim mampu membuktikan diri sebagai Perusahaan Kelas Dunia dan kemampuan SDM-nya diakui oleh Perusahaan internasional. Ini modal besar bagi Pupuk Kaltim untuk semakin bersaing di pasar global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun