Mohon tunggu...
Dinash Mafazan Sabila
Dinash Mafazan Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Dinash mafazan sabila, mahasiswa semester 4 UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Fakultas dakwah prodi pengembangam masyarakat islam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekologi Politik dan Feminisme: Memahami Peran Gender dalam Pelestarian Lingkungan

14 Mei 2024   22:29 Diperbarui: 14 Mei 2024   23:02 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Era Baru Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Sosial/pxfuel.com

Oleh: Dinash Mafazan Sabila

Politik Ekologi Feminis atau Feminisme Ekologi adalah sebuah pendekatan yang menggabungkan prinsip-prinsip feminisme dengan teori-teori ekologi untuk menciptakan pandangan yang holistik terhadap pembangunan berkelanjutan dan perubahan sosial. Pendekatan ini berfokus pada interkoneksi antara penindasan terhadap perempuan dan eksploitasi lingkungan, serta bagaimana keduanya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. 

Politik ekologi feminis menekankan bahwa isu-isu lingkungan tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial, ekonomi, dan gender. Kerusakan lingkungan sering kali paling dirasakan oleh kelompok yang termarjinalkan, termasuk perempuan. Pendekatan ini mengajak kita untuk melihat bagaimana kebijakan pembangunan dan lingkungan sering kali mengabaikan kebutuhan dan suara perempuan serta komunitas marginal lainnya.

Pembangunan berkelanjutan dalam konteks ekofeminisme bukan hanya tentang menjaga kelestarian lingkungan tetapi juga tentang memastikan kesetaraan dan keadilan bagi semua gender. Ini berarti menciptakan kebijakan yang memperhatikan peran perempuan dalam menjaga lingkungan, seperti dalam pertanian, pengelolaan sumber daya alam, dan adaptasi perubahan iklim.

Politik ekologi feminis sering kali mengkritik sistem patriarki dan kapitalisme yang dianggap bertanggung jawab atas eksploitasi lingkungan dan perempuan. Sistem ini, menurut teori ekofeminisme, mendorong eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan untuk keuntungan jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap ekosistem dan komunitas lokal.


Pendekatan ini juga menekankan pentingnya pengetahuan lokal dan tradisional yang sering kali dimiliki oleh perempuan. Dalam banyak budaya, perempuan memiliki peran penting dalam pengelolaan sumber daya alam dan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang praktik-praktik berkelanjutan. Mengintegrasikan pengetahuan ini ke dalam kebijakan lingkungan dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Ekofeminisme juga menekankan pentingnya pendidikan dan peningkatan kesadaran tentang hubungan antara gender dan lingkungan. Mengedukasi masyarakat tentang bagaimana kebijakan pembangunan dan lingkungan dapat diperbaiki untuk lebih inklusif dan adil adalah langkah penting menuju perubahan sosial yang lebih luas.

Politik ekologi feminis mendorong solidaritas global dalam menghadapi tantangan lingkungan. Masalah lingkungan sering kali bersifat lintas batas dan membutuhkan kerjasama internasional yang inklusif, yang memperhatikan suara perempuan dari berbagai latar belakang budaya dan ekonomi.

Model Pembangunan Alternatif 
Ekofeminisme menawarkan model pembangunan alternatif yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Model ini mengutamakan kesejahteraan manusia dan lingkungan secara bersamaan, dan menghindari pendekatan eksploitatif yang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi semata.

Dalam kesimpulan, politik ekologi feminis menawarkan kerangka kerja yang komprehensif dan adil untuk memahami dan mengatasi tantangan pembangunan berkelanjutan dan perubahan sosial. Dengan mengintegrasikan perspektif gender dalam kebijakan lingkungan, kita dapat menciptakan solusi yang lebih inklusif dan efektif untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun