Selain dompet, masih banyak prakarya tangan yang menarik yang bisa dibuat, seperti tas selempang, tempat pensil, totebag hingga tikar. Berbagai macam kreasi ini selain menarik, yang terpenting dapat mengurangi sampah yang ada di lingkungan sekitar kita, terutama di rumah sendiri. Seperti yang Ibu Dewi lakukan di rumahnya tadi. Setelah menerapkan sistem daur ulang yang dimulai dari pemilahan sampah di rumahnya, kian hari sampah yang ditimbun dan dibuang pun menjadi semakin berkurang banyaknya.
Bisa dilihat dari tempat sampahnya, yang biasa selalu menumpuk dengan berbagai jenis sampah dalam  beberapa wadah, kini hanya membutuhkan satu kantong plastik kecil untuk pembuangan sampah di rumahnya. Hebat bukan?.
Karena, tidak hanya sampah bekas bungkus kopi dan makanan lainnya yang bisa di daur ulang dan dimanfaatkan, tapi juga sampah-sampah basah lainnya juga seperti sayuran, buah-buahan dan lain-lain. Sampah basah ini kemudian bisa ditimbun untuk selanjutnya digunakan sebagai pupuk kompos yang bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman di pekarangan rumahnya. Wah, keren ya.
Nah, kalau sudah begini, itu artinya kita sudah turut andil melakukan kampanye mandiri Zero Less Waste di rumah kita lho, Â tidak hanya itu, kita juga ikut menguragi pencemaran lingkungan yang dapat dimulai dari sekitar rumah sendiri. Jadi pengurangan penggunaan bahan dasar plastik tidak hanya terletak pada apa yang kita gunakan tiap harinya saja seperti botol minum ataupun tempat makan, tapi juga pada proses daur ulang seperti yang Ibu Dewi lakukan tadi.
Jadi, bagaimana? sudah terinspirasi dengan kisah Ibu Dewi ini?, karena untuk menyelamatkan lingkungan dan bumi, kita dapat memulai dari langkah dan kebiasaan kecil yang berdampak besar seperti ini, ayo sebagai manusia baik, sudah sepatutnya kita turut andil menjadi manusia disiplin juga peduli terhadap lingkungan, ingat langkah kecil perlahan pasti akan menjadi besar, dan semakin cantik dengan dompet eksis dari si bungkus kopi ini (Dinar).