Kenali tanda makanan basi, bau asam, rasa aneh, tekstur berlendir.
Guru sebagai role model, Â memberi contoh kebiasaan bersih dan mengingatkan murid.
Sekolah sebagai pusat literasi pangan, edukasi bisa dikemas lewat poster, permainan, atau demo sederhana.
Bayangkan jika guru dan siswa mampu mengenali tanda makanan yang tidak layak, misalnya bau asam, tekstur berubah, atau warna tak normal, keracunan MBG bisa dihindari sebelum makanan benar-benar dikonsumsi.
Keamanan Pangan dan Kesehatan Lingkungan di Sekolah: Saling Berkaitan
Masalah keamanan pangan di sekolah tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan. Tanpa air mengalir dan sabun, anjuran cuci tangan hanya jadi wacana. Tanpa tempat sampah tertutup, sisa makanan bisa jadi magnet berbagai bakteri.
Program MBG seharusnya berjalan berdampingan dengan perbaikan fasilitas lingkungan sekolah, seperti:
Menyediakan tempat cuci tangan yang layak,
Memastikan ruang makan bersih dan memiliki ventilasi baik
Mengelola limbah makanan agar tidak mencemari lingkungan.
Edukasi personal hygiene dan keamanan pangan secara berkala dan berkelanjutan
Dengan begitu, MBG dapat berjalan dengan mempertahankan tujuan gizi yang juga aman secara lingkungan. Tanpa keamanan pangan dan perilaku hidup bersih, program ini bisa berbalik menjadi bumerang. Sudah saatnya pemerintah, sekolah, guru, dan siswa bersama-sama memastikan MBG benar-benar aman, sehat, dan bergizi.