Mohon tunggu...
Dinar Aliyah
Dinar Aliyah Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengobat Tradisional Alternatif di Era Modern

15 Oktober 2025   23:19 Diperbarui: 15 Oktober 2025   23:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.0 Herbal https://share.google/ILLTG94sQZshMZEve

Kalau ngomongin soal kesehatan, pikiran kita biasanya langsung ke rumah sakit, dokter, atau obat modern yang dibeli di apotek. Tapi faktanya, pengobat tradisional masih punya tempat istimewa di hati banyak orang, termasuk di era modern seperti sekarang. Meskipun teknologi medis makin canggih, praktik-praktik lama ini tidak hilang begitu saja. Tetapi, di banyak tempat justru makin dilirik sebagai alternatif atau pendamping pengobatan modern.

Di berbagai negara, termasuk Indonesia, sudah mulai ada program untuk menggabungkan pengobatan tradisional dan modern. Konsep ini disebut integrative medicine yang artinya pengobat tradisional bukan pesaing, tapi mitra. Contohnya seperti jamu yang bisa dipakai untuk meningkatkan stamina atau menjaga daya tahan tubuh, adanya terapi pijat yang bisa melengkapi fisioterapi dan herbal tertentu yang bisa membantu mengurangi efek samping kemoterapi, asal dosis dan interaksinya diawasi tenaga medis. Beberapa riset menunjukkan integrasi ini bikin pasien lebih puas karena merasa dapat perawatan yang lebih menyeluruh. Selain itu, bisa memperluas akses layanan di da Indonesia erah yang sulit dijangkau tenaga medis.

Lalu kenapa masih relevan di era modern?

Banyak orang merasa lebih nyaman memakai ramuan herbal daripada obat kimia yang kadang bikin ketergantungan atau efek samping. Anak kuliah pasti relate, tekadang uang habis untuk makan. Jika sakit maka solusi paling cepat adalah rebus jahe atau minum jamu jelas lebih low budget daripada beli obat mahal. Pengobatan tradisional menawarkan solusi praktis untuk mengelola tekanan akademik, mulai dari mengatasi stres dan gangguan tidur. Secara umum, masyarakat juga memandang pengobatan tradisional sebagai alternatif yang relevan dan efektif untuk kasus ringan hingga pencegahan, serta cocok dipadukan dengan pengobatan modern. Relevansinya terdapat pada nilai budaya, kepraktisan, biaya, dan tren hidup sehat alami. Meskipun masih banyak tantangan dalam hal standarisasi dan edukasi, pengobatan tradisional sudah tidak lagi dianggap "kuno", tapi bagian dari gaya hidup sehat di era modern.

Jadi, pengobatan tradisional terus membuktikan relevansinya yang kuat di era modern, tidak hanya sebagai warisan budaya tetapi juga sebagai alternatif kesehatan yang efektif dan relevan di samping pengobatan konvensional. Keunggulannya terletak pada pendekatan holistik yang fokus pada keseimbangan tubuh total, penggunaan bahan alami dengan risiko efek samping minimal, serta faktor aksesibilitas dan keterjangkauan biayanya. Khususnya bagi mahasiswa, praktik tradisional menawarkan solusi mitigasi stres dan dukungan preventif kesehatan yang hemat. Secara keseluruhan, masyarakat memandang pengobatan tradisional sebagai mitra (komplementer) atau alternatif yang kredibel karena dipercaya lebih aman, selaras dengan nilai budaya, dan terbukti efektif untuk banyak keluhan, menegaskan bahwa sistem penyembuhan kuno ini tetap menjadi pilar penting dalam lanskap kesehatan kontemporer.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun