Â
Belakangan hari ini, saya merasakan cuaca panas dan macet yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Panas menyengat yang dimulai pukul 10.00 wib hingga sekitar pukul 15.00 wib. Semakin panas dan macet kala harus melewati beberapa jalan di pinggiran kota dekat rumah sebagai akses aktivitas.
Macet disebabkan banyak hal, di antaranya pembangunan jembatan layang Ciledug-Blok M-Tendean; peninggian jalan bergantian sepanjang jalan Karang Mulya, perbatasan Tangerang-Jakarta Barat; dan jam padat di pagi hari dan sore hari. Begitulah. Dengan begitu, mau tak mau, saya berangkat lebih awal atau memilih jalur alternatif, misalnya melewati Semanan atau tol Karang Tengah.
Berkaitan dengan hal itu, saya 'beruntung' karena begitu banyak alternatif transportasi umum. Transportasi umum itu biasanya dipilih berdasarkan kebutuhan baik jarak tempuh maupun keuangan. Yaitu, aneka bus umum, bajaj, bemo, aneka angkot, ojeg pangkalan, ojeg online, hingga kereta dalam kota (commuterline). Jika memasuki Tangerang, maka becak juga dapat dimasukkan dalam daftar alternatif tersebut. Kelak, MRT bisa dijadikan pilihan. Begitulah. Begitu banyak pilihan yang dapat dinikmati namun semakin hari semakin berat saja jarak tempuh yang harus dilalui.
Alternatif tersebut kudu diimbangi dengan kesabaran dan ketawakalan. Misalnya, sabar menunggu kedatangan bus Transjakarta Pulo Gadung-Dukuh Atas II di siang dan sore hari, aplikasi ojeg online yang kadang error (begitu menurut salah seorang dekat selaku pelanggan ojeg online), diturunkan sebelum tiba tujuan walaupun tidak perlu membayar lagi saat malam hari (sebut saja, Metro Mini 69 jurusan Blok M-Ciledug), kondisi bus kota yang kurang layak, pembegalan motor, dan ancaman keselamatan di dalam kendaraan umum.
Sebagai pengguna kendaraan umum, ingin menyuarakan bahwa jika ada transportasi umum baru, sebaiknya dipertimbangkan pula pembangunannya. Hendaknya, kehadiran transportasi umum baru itu tetap mempertimbangkan ramah lingkungan dan bukannya menambah sesaknya ibukota...
Jadi, duhai para pengguna transportasi umum di ibukota, tetaplah bersabar dan bertawakal...
Â
Â