Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bersyukur Sebagai Gaya Hidup Kristiani

3 Desember 2020   12:01 Diperbarui: 3 Desember 2020   12:07 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam bulan ini saya banyak mengalami yang namanya mukjizat. Mukjizat itu terjadi ketika beberapa peristiwa genting yang seharusnya membuat saya sudah terpapar covid-19. Hal ini dikarenakan oleh perjumpaan-perjumpaan dengan orang-orang yang terpapar covid-19. Perjumpaan ini terjadi bukanlah sesuatu yang disegaja,akan tetapi karena tugas dan kasih persaudaraan.

Yang kedua,ketika ada saudari menginap dikomunitas kami dan ternyata positif covid 19. Wah,sekarang corona sudah tinggal Bersama kami. Yang bisa kulakukan hanyalah menjaga diri dan menjaga imun tubuh agar tetap fit. Tak bisa dipungkiri bahwa rasa takut dan cemas selalu mewarnai hari-hariku. Saya tetap berusaha untuk tidak panik. Tetap beraktivitas seperti biasanya dan doa menjadi andalan satu-satunya.

Yang ketiga, setelah para saudari secara bergantian masuk rumah sakit karena terpapar covid-19,mau tidak mau saya juga harus keluar rumah untuk mengantar bekal dan segala keperluan mereka. Hampir tiga kali seminggu saya harus pergi kerumah sakit untuk mengantar bekal mereka dan tanpa disengaja bertemu dengan orang banyak.

Setelah beberapa peristiwa itu saya pernah jatuh sakit. Sakit tapi masih bisa beraktivitas. Saat itu saya berpikir bahwa saya akan menyusul kerumah sakit dan saya mulai menyiapkan batin saya. Seorang saudari yang tengah menjalani studinya sebagai dokter mengatakan bahwa saya sakit karena teralu capek bukan karena terinfeksi virus. Saya hanya butuh istirahat.

Mendengar perkataan itu saya mulai lega. Saya pun memilih untuk beristirahat sejenak sembari mendaraskan doa-doa saya agar cepat pulih Kembali. Dan akhirnya memang tiga hari kemudian saya pulih Kembali bisa beraktivitas seperti biasa. Berkunjung kerumah sakit masih bagian tetap hingga saat ini.

Pengalaman ini menjadi sebuah ungkapan syukur sekaligus menjadi refleksi untuk saya. Bahwasanya Tuhan selalu hadir bersamaku dan menjadi teman setia dalam perjalanan hidupku. Ia tidak mengijinkan sesuatu yang tidak baik menghampiriku,dalam hati saya berkata " Tuhan,semoga pelayananku itu Engkau berkati dan menjadi sumber kesembuhan bagi mereka yang saya bantu".Dan biarlah mukjizat ini menjadi kabar baik bagi mereka yang saya jumpai dan saya layani.

Seiring peristiwa ini saya teringat dengan kisah sepuluh orang kusta yang baru beberapa pekan lalu saya renungkan. Yaitu Pengalaman orang kusta yang disembuhkan oleh Tuhan.

Kisah penyembuhan sepuluh orang kusta ini mengajak saya agar dengan beriman pada Yesus Kristus saya akan memperoleh kesembuhan. Iman itu ditunjukkan dengan memuji Tuhan (bersyukur = berdoa).

Untuk bisa sembuh dan bertahan hidup, diperlukan bukan saja hanya obat dan ketabahan melainkan juga cinta dari orang lain. Orang kusta merasa hidupnya sia-sia, tidak berarti, terisolir, dan merasa doanya tidak dikabulkan oleh Tuhan. Dewasa ini banyak orang hidup seperti orang kusta karena mereka merasa doanya tidak dikabulkan oleh Tuhan sehingga mereka pun tidak dapat memuji Tuhan lagi.

Jaman now ini yang ditandai dengan kemajuan serba cepat dan praktis merembes pada relasi antara manusia dengan Tuhannya. Alhasil spiritualitas yang dimiliki pun menjadi spiritualitas instan. Tidak ada lagi kesabaran melatih hidup doa dan menunggu hasil doa itu. Saya  seolah didesak mau cepat tahu hasilnya, dikabulkan atau tidak. Jika ada hasil yang nampak berarti doa itu mujarab. Kalau tidak segera ada hasilnya, saya enggan untuk berdoa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun