Tadi siang seorang saudari mengirimkan pesan suara (VN) kepada saya melalui WA. Isi pesan itu berbunyi demikian "tolong siapkan kamar tamu, karena nanti ada dua tamu yang akan menginap di rumah kita, trimakasih". Itulah pesan yang dikirimkan kepada saya. Dan sesuai petunjuk yang diberikan maka saya siapkan kamar tamu untuk dua orang. Seperti biasanya kamar tamu yang disiapkan selalu dilengkapi dengan peralatan mandi dan tidur.
Kebetulan kami tidak bisa makan siang bersama dikarenakan oleh jadwal perkuliahan yang berbeda. Jadi kami makan sendiri-sendiri dan makanan sudah di rantang masing-masing.Â
Setelah beberapa saudari sudah makan siang kembali melanjutkan perkuliahannya. Sementara saya baru saja selesai makan siang datanglah tamu yang hendak menginap dikomunitas kami. Tamu datang sementara saudari yang memberi pesan belum juga tiba dirumah. Meskipun demikian kami tetap menyambut tamu itu. Dengan senang hati kami menyambut tamu itu dan mempersilahkannya untuk duduk dan minum sembari melepas lelah.
Tamu itu adalah orang yang kami kenal. Kebetulan datang dari kota Sibolga. Sambil bercerita melepas rindu tiba-tiba salah seorang dari tamu berkata "Saya lapar". Dengan spontan seorang saudari bertanya, "Apa belum makan pater?" Katanya, "belum".Â
"Sebelum ke rumah sakit kami singgah dululah di komunitas kalian," Kata tamu itu. Hmm,kami semua saling melirik. Karena tidak ada lagi makanan yang tersedia untuk mereka. Porsi makanan untuk siang dimasak seperti biasanya sesuai porsi kami. Jadi semuanya sudah ludesss.
Dengan rasa malu saudari yang bertugas di dapur segera bergegas untuk memasak apa yang ada. Saya pun turut menyusulnya kedapur hendak membantunya memasak.Â
Kami sempat diskusi kira-kira apa yang bisa dimasak supaya cepat. Upss, jadilah kami masak indomie goreng, kentang goreng dan telur orak-arik.Â
Sembari menyiapkan masakan dengan spontan terungkap rasa jengkel dari saya. Mengapa saya jengkel? Karena pesan yang diberikan tidak lengkap. Tidak ada pemberitahuan bahwa tamu itu akan makan siang di rumah.Â
Setelah tamu kami itu makan siang mereka menuju kamar tamu untuk beristirahat. Karena sore hari mereka akan pergi kerumah sakit. Tak lama setelah kami bubar dari kamar makan, datanglah saudari si penitip pesan tadi.
"Sudah datang mereka", Katanya.Â
"Sudah," Jawab seorang saudari. Ketika dia menjawab sudah wajahnya sudah merah dan nadanya mulai meninggi.