Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Liburan Sehari di Pantai Bali Ecek-ecek!

28 Oktober 2020   22:20 Diperbarui: 28 Oktober 2020   22:42 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasanya setiap suster mendapatkan kesempatan untuk berlibur bersama keluarga sekali ( dua minggu) dalam setahun. Pada suatu kesempatan saya telah berencana untuk berlibur kekampung halaman pada bulan juni yang lalu. Akan tetapi karena situasi pandemi pimpinan kongregasi memutuskan bahwa cuti tahunan tidak diberlakukan untuk tahun ini. Kalau begitu hangus donk cuti saya !!

Tanpa berlama-lama saya langsung menelepon orang tua saya dikampung. Saya memberi tau bahwa saya tidak jadi libur bulan juni yang lalu dan saya memberitau mungkin tahun depan baru saya bisa liburankekampung. Duh, ayah saya agak kecewa mendengar penjelasan saya. Tapi ayahku berkata " Ya udah,tidak apa-apa kita berdoa semoga pandemi ini cepat berlalu. Sebenarnya ayah rindu tapi ayah juga tidak bisa memaksa saya untuk pulang.

Sebelumnya memang keluarga sudah sepakat bahwa liburan tahun ini akan dirayakan bersama untuk memperingati anniversary pernikahan ayah dan ibu yang ke-45. Dan moment itu akan kami abadikan dengan perayaan syukur dan rekreasi bersama. Ternyata rencana itu barangkali tidak dikehendaki Tuhan dimasa pandemi ini. Dan rencana itu tinggallah hanya sebuah rencana dan berlalu begitu saja tanpa tindak lanjut. Yang saya tau ayah dan ibuku hanya berdoa bersama dihari dan tanggal pernikahan mereka yaitu pada tanggal 25 juni yang lalu.

Ternyata abang saya tidak melewatkan momen itu meski waktu dan tanggal peristiwa itu sudah berlalu. Dua hari yang lalu ia menjemput ayah dan ibuku ke kampung. Dia tak pernah cerita ke saya akan rencana yang telah ia siapkan untuk merayakan anniversary ayah dan ibuku sekalipun kami sama-sama dikota Medan. 

Setelah ia menjemput kedua orang tuaku dari kampung dia menelepon saya agar saya segera kerumahnya. Lewat percakapan singkat itu dia menyampaikan bahwa ada sesuatu yang penting dan ia mengingatkan saya agar saya ijin satu hari full dari komunitas. Baiklah,saran itu saya jalankan dan syukur kepada Tuhan bahwa saya diberi ijin oleh ibu komunitas untuk keluar rumah pada hari itu.

Pagi itu juga saya berangkat dari rumah dengan sepeda motor. Kurang lebih selama 30 menit saya diperjalanan. Setibanya saya dirumah abang itu saya lihat ayahku sudah berdiri dipintu menyambut kedatanganku. 

Ntah kenapa,belum lagi sepeda motor saya parkirkan digarasi air mata ini sudah berderai,tentunya air mata bahagia bisa bertemu ayah. Ibuku sempat meledekku karena aku tanpa basa-basi langsung memeluk ayahku. Maaf deh,aku belum salam ibuku. 

Setelah melepas kerinduan lewat pelukan itu,saya juga memeluk ibuku yang sudah mulai menua. Senyum manisnya masih sama seperti yang dulu. Paling surprise lagi bahwa orangtuaku membawa hadiah untukku. Hadiah itu diberikan ibu ketika kami duduk bersama sambil menikmati roti dan segelas teh. Buka aja kata ayahku. 

Hanya itu yang bisa ayah beli dari panen cabe yang terakhir itu. Dengan senyum saya membuka bingkisan itu. Isinya sepasang baju tidur,satu sarung dan sepasang sepatu sketcher kesukaanku. Melihat hadiah yang begitu banyak ini dengan spontan bibir ini berucap terimakasih kepada ayah dan ibu.

Ok deh,acara kangen-kangenan sudah selesai. Abangku sudah menyiapkan segala sesuatunya di mobil. Kali ini dia mengajak kami untuk liburan kepantai bali. Akupun sontak mendengar perkataan abangku  itu. Apa bang kita ke pantai bali ? Gak salah tuh ! Demikian saya menimpali penjelasan abang saya itu. 

Tapi dia tetap berkata " iya,kita ke pantai bali ". Kulihat ayah dan ibuku santai aja mendengar kata-kata ku itu. Jadinya aku malu sendiri karena kesannya  saya terlalu kepo. Hehehee. Ibuku sempat bilang "tenang aja lah pudan,pastinya kita dibawa ketempat yang menyenangkan bukan tempat yang tidak menyenangkan.Hmm,baiklah kita ikut saja. Abangku hanya senyum-senyum aja mendengar penjelasan ibuku.

Selama perjalanan kurang lebih dua jam ayah bercerita tentang hasil panennya dikampung dan situasi pandemi yang merongrong harga hasil panen mereka. Sesekali ayah bertanya tentang kuliahku dan tak lupa dia bertanya tentang keuanganku. Tapi saya sudah berniat setiap kali ayah menanyakan keuanganku saya akan selalu jawab aman. Karena jawaban itu menurut saya adalah jawaban yang bisa menenangkan jiwa raganya. Dan memang benar bahwa saya tak pernah kekurangan apapun atau dengan kata lain hidup saya dalam biara bisa dikatakan mapan.

Ditengah asyiknya perbincangan itu mobil kami berhenti dan abangku menyuruh kami untuk turun. Memang sih di tepi pantai. Lalu aku pergi menemui abangku yang tengah sibuk menurunkan barang-barang. Aku bertanya kepadanya, Bang ini maksudnya pantai bali ? Jawabnya iya. Ini namanya pantai bali,pantai bali ecek-ecek. 

Ayah ibuku tersenyum mendengar penjelasan abang saya itu. Memang disana pantainya bagus dan bangunan disana bernuansa bali. Mulai dari pondok-pondoknya,patung-patungnya,menu restonya juga busana para pelayan resto dan cafe bernuansa bali. Pantai itu berada di Lubuk Pakam Kabupaten serdang Bedagai- Sumatera Utara. Pantai ini sering disebut dengan Pantai Bali Lestari.

Yeah,akhirnya acara yang ditunggu-tunggu telah tiba. Dipondok yang sederhana itu kami rayakan anniversary ayah dan ibu yang ke 45. Kami berdoa dilanjutkan pemotongan kue dan pemberian bingkisan kepada ayah dan ibuku. 

Acaranya kecil tapi sangat membahagiakan untuk kami. Saat itu juga ayah dan ibu menasehati kami serta mengutarakan apa yang menjadi harapan mereka terhadap kami anak-anaknya. 

Diusia mereka yang sudah mulai menuju angka 70 mereka hanya berharap bahwa kami anak-anaknya harus selalu akur dan saling membantu antara yang satu dengan lain. Kami semuapun mengamini apa yang menjadi harapan kedua orang tua kami. Dan memang hingga sampai saat ini kami masih kompak atau belum tercerai berai hehehhe.

Sepanjang hari itu kami habiskan untuk rekreasi bersama di pantai bali ecek-ecek itu. Menikmati makanan khas bali yang disediakan di resto itu seperti ayam betutu,sate lilit dan lawar itu saja yang masih saya ingat. Heheheh. Rekreasi kami itu tidak hanya itu aja,kami juga mandi di pantai. 

Pantainya bersih,airnya jernih ,dan uniknya sepanjang pantai itu dihiasi hamparan pasir putih seperti pantai pantai pasir putih yang diparapat. Pasirnya itu ukurannya agak besar sehingga ketika angin datang pasir itu serasa berbisik. Pokoknya menyenangkan deh..

Untuk saya peristiwa ini adalah satu pengalaman yang sangat menyentuh untuk saya. Saya diingatkan kembali pada peristiwa masa lalu dimana ayah dan ibu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi kami. Sehingga kami bisa sampai pada titik keberhasilan kami masing-masing dan saya heran mereka tak pernah meminta sesuatu dari kami  untuk kebutuhan hidup mereka. Malahan mereka yang selalu memberi kepada kami baik materi maupun moril. 

Harapan saya semoga mereka tetap sehat dan bahagia. Itulah kisah liburan sehari di pantai bali ecek-ecek. hehehe

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun