Mohon tunggu...
Dina Dwi Rahayu
Dina Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Social Welfare Student at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Topik yang saya minati adalah pengembangan diri, sosial, budaya , dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan Mingguan: dari PowerPoint "Bagaimana Pancasila dalam arus sejarah bangsa?"

15 Oktober 2025   19:09 Diperbarui: 15 Oktober 2025   19:09 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Pancasila (Sumber: Freepik/tirachardz)

Rabu, tanggal 8 oktober, tepatnya pada saat mata kuliah Pendidikan Pancasila berlangsung. Saya membuat catatan mingguan dari kelompok 2 yang berjudul "Bagaimana Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa?" .  Disini saya akan membuat catatan berdasarkan rangkuman dan sudut pandang saya sebagai mahasiswa tentang topik tersebut. Saya melihat Pancasila bukan hanya sebagai warisan sejarah, tetapi sebagai nilai yang harus terus diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam lingkungan kampus yang penuh dengan perbedaan latar belakang, budaya, agama, dan pandangan politik, Pancasila menjadi dasar yang kuat untuk menciptakan harmoni dan toleransi. 

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia telah melalui perjalanan sejarah yang panjang, penuh dinamika, dan tak jarang mengalami tantangan serius sejak kelahirannya pada 1 Juni 1945. Dalam lintasan sejarah bangsa, Pancasila tidak hanya menjadi simbol persatuan di tengah keragaman, tetapi juga sebagai fondasi ideologis dalam merumuskan arah kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari masa kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi, Pancasila terus diuji relevansinya oleh perubahan zaman, kepentingan politik, serta tantangan globalisasi. Namun, meskipun sering diselewengkan, dimanipulasi, atau dilupakan dalam praktik, nilai-nilai luhur Pancasila tetap memiliki daya hidup yang kuat dan mampu menjadi pemersatu bangsa di tengah berbagai krisis. Sebagai mahasiswa, saya memandang bahwa Pancasila bukan sekadar simbol atau dokumen sejarah, melainkan nilai-nilai aktual yang harus terus diperjuangkan dan dihidupi dalam kehidupan nyata. Di tengah derasnya arus globalisasi, radikalisme, serta krisis moral, Pancasila harus diinternalisasi dalam pendidikan, pemerintahan, dan kehidupan sosial sebagai panduan etis dan ideologis dalam membangun Indonesia yang adil, makmur, dan beradab. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk tidak hanya memahami sejarah Pancasila secara konseptual, tetapi juga mengimplementasikannya dalam tindakan nyata sebagai bentuk tanggung jawab moral dan kebangsaan terhadap masa depan Indonesia. 

Sebagai mahasiswa yang merupakan bagian dari generasi penerus bangsa, saya merasa bahwa Pancasila harus dijadikan acuan dalam merespons tantangan masa kini seperti korupsi, kesenjangan sosial, degradasi moral, hingga krisis identitas nasional. Pancasila bukan konsep yang kaku dan tertinggal zaman, tetapi justru sangat fleksibel dan kontekstual jika dipahami secara mendalam. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk tidak hanya menghafal sila-sila Pancasila, tetapi juga mengkritisi pelaksanaannya dan mendorong penerapannya secara nyata dalam kebijakan publik dan kehidupan masyarakat. Melalui peran aktif di organisasi, diskusi ilmiah, dan aksi sosial, mahasiswa dapat menunjukkan bahwa Pancasila tetap relevan dan menjadi jawaban atas berbagai persoalan bangsa. Dengan demikian, Pancasila bukan sekadar ideologi negara, tetapi menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan perjuangan mahasiswa dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun