Selama lebih dari satu abad terakhir, Zionisme telah menjadi kekuatan politik dan ideologi dominan yang membentuk persepsi global terhadap komunitas Yahudi. Dalam banyak narasi, Zionisme seolah-olah identik dengan ke-Yahudi-an itu sendiri. Namun, realitasnya jauh lebih kompleks. Terdapat sejumlah organisasi Yahudi dari berbagai belahan dunia yang secara tegas menolak Zionisme, baik dari sudut pandang teologi, etika, hingga solidaritas politik dengan bangsa lain, khususnya Palestina. Artikel ini membahas beberapa organisasi Yahudi anti-Zionis yang aktif hingga hari ini dan bagaimana mereka membangun narasi alternatif yang mengedepankan iman, keadilan, dan kemanusiaan di atas ideologi nasionalisme.
Neturei Karta: Penolakan Teologis terhadap Zionisme
Neturei Karta, yang berarti "Penjaga Kota" dalam bahasa Aram, adalah kelompok Yahudi ultra-Ortodoks yang didirikan pada tahun 1938 di Yerusalem. Mereka meyakini bahwa pendirian negara Israel sebelum kedatangan Mesias adalah bentuk pembangkangan terhadap kehendak Tuhan. Bagi mereka, pengasingan Yahudi selama ribuan tahun adalah hukuman ilahi, dan hanya Tuhan sendiri melalui Mesias yang berhak mengakhiri pengasingan itu, bukan melalui kekuatan politik atau militer.
Anggota Neturei Karta dikenal karena keberanian mereka dalam menghadiri konferensi dan aksi-aksi yang menentang kebijakan Israel, bahkan terkadang bersanding dengan aktivis Palestina atau kelompok Muslim. Di berbagai negara seperti Iran, Lebanon, dan Inggris, mereka secara terbuka menyuarakan bahwa Zionisme bukan representasi Yahudi, melainkan penyimpangan dari ajaran Taurat.
Jewish Voice for Peace (JVP): Aktivisme Progresif Yahudi Amerika
Jewish Voice for Peace adalah organisasi Yahudi yang berbasis di Amerika Serikat dan didirikan pada tahun 1996. Berbeda dengan Neturei Karta yang berbasis teologis, JVP memiliki pendekatan yang lebih sekuler dan progresif. Mereka menekankan pentingnya hak asasi manusia, keadilan sosial, dan solidaritas dengan perjuangan rakyat Palestina.
Dengan lebih dari 32.000 anggota aktif dan cabang di lebih dari 30 kota di AS, JVP telah menjadi suara utama Yahudi anti-Zionis di dunia Barat. Mereka secara terbuka mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap Israel, dan mengecam keras kekerasan serta sistem apartheid yang diberlakukan terhadap warga Palestina.
Menurut survei yang dirilis Jewish Insider pada Februari 2025, mayoritas Yahudi Amerika tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai anti-Zionis. Namun demikian, JVP tetap menjadi kekuatan alternatif penting dalam perdebatan internal komunitas Yahudi global mengenai keadilan dan masa depan Israel-Palestina.