Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masuk TNI, Polri, dan Institusi Pemerintah Tak Perlu 'Orang Dalam'?

22 September 2025   16:28 Diperbarui: 22 September 2025   16:28 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masuk TNI, Polri, dan Institusi Pemerintah Tak Perlu 'Orang Dalam'? Foto: Dok Pribadi Dimas Jayadinekat

"Orang dalam" menjadi fenomena dan momok bagi para pelamar kerja di negeri ini, sesuatu yang sudah menjadi rahasia umum, saya kira.

Mungkin, kita sering serta berhadapan dengan fenomena "orang dalam" yang sering diingkat dengan sebutan ordal ini. Dan saya ada sedikit kisah yang terkait tentang itu.

Kemarin, Minggu (21/09/2025), saya dan istri pergi ke Monas untuk menghadiri TNI Fair 2025. Awalnya agak heran juga dengan keinginan istri saya itu, karena di sana memang ada acara makan gratis. 

Bahkan, konon ada pembagian sembako yang membuat keramaian semakin pecah. Istri saya menjawab lantang saat saya ledek ketertarikannya karena makan gratis, "Isshh,  kita emang lagi nggak ada duit. Tapi masa mau makan aja harus ngantri begitu..."

Di sela acara, saya mengalami semacam "plot twist". Saya bertemu seorang taruna TNI yang wajahnya terasa begitu familiar. 

Rupanya dia adalah Gian Kennar, anak muda yang pernah saya produseri di film pendek Khaylangit tahun 2021 dan tayang di platform digital lokalfilm.id. 

Saat itu, ia masih SMA, penuh semangat mengejar dunia akting, bahkan sempat main di film layar lebar Ancika, bagian dari tetralogi Dilan. Saya benar-benar tak menyangka, ia kini memilih jalur hidup berbeda, yakni menjadi seorang prajurit.

Pertemuan singkat itu terasa emosional. Dari panggilan "Om" dulu, sekarang ia memanggil saya "Bapak". Dengan seragam gagahnya, ia hanya bisa tersenyum ketika saya bertanya apakah ia masih bisa main film. 

Jawabannya singkat tapi mantap: "Siap, sudah tidak boleh, Pak!"

Di perjalanan pulang, istri saya menatap saya dan bertanya, "Kamu bangga ya, ketemu Kennar?" Saya mengangguk, sambil merenung. 

Lalu ia melontarkan kalimat yang lebih tajam, "Apa dia masuk karena ada ordal?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun