Jangan zalimi koruptor! Mereka juga manusia! Mereka punya keluarga, punya mobil 4, rumah 7, istri 2 (yang satu nggak tercatat), dan tentu saja... punya rekening di luar negeri! minimal yak ituhh..maksimalnya, wallahu a'lam...
Kalimat "Jangan Zalimi Koruptor" tiba-tiba viral beberapa waktu lalu ucapan dari seorang tokoh publik yang, konon katanya, dulu pernah jadi pejuang anti-korupsi.Â
Tapi sekarang? Eh, kok kayaknya justru getol banget ngebela koruptor, sampai bikin kita bingung: ini ngomong bela orang atau bela diri sendiri?
"Jangan lah kita zalimi koruptor. Mereka juga punya hak asasi manusia," katanya sambil menyelipkan jam tangan mewah ke balik lengan baju.
Padahal di negara-negara lain, koruptor digunduli, dijemur, dijebloskan, bahkan kadang-kadang diarak keliling kota.Â
Di sini? Diarak juga sih... tapi ke mall, salon, bahkan kadang ke podcast buat curhat tentang trauma dihujat netizen.
Koruptor Bukan Malaikat, Tapi Kok Dipuja?
Dikutip dari berbagai akal-akalan, banyak tokoh yang sekarang menggaungkan pentingnya "empati pada koruptor".Â
Ya, tentu saja. Apalagi kalau yang ngomong itu... ehm, punya track record anggaran yang sempat "kelewat cair" pas banjir.
Bayangin, satu pejabat ngomong gini:
"Kita harus reformasi sistem, bukan memburu individu. Korupsi itu soal budaya, bukan salah orang per orang."