Namun, walaupun sudah ada banyak upaya, masalah besar masih tetap ada: volume sampah yang begitu besar setiap harinya.Â
Menurut Greenpeace Indonesia, pengelolaan sampah yang masih tidak sepenuhnya terkelola dengan baik, serta masyarakat yang belum terbiasa memilah sampah dengan benar, menjadi penyebab utama ketidakefektifan program pengelolaan sampah tersebut.Â
Sampah rumah tangga dan sampah acara besar seperti festival dan konser yang tidak terkelola dengan baik seringkali berakhir di TPA atau bahkan mencemari lingkungan.
Singapura: Menjadikan Sampah Sumber Daya
Berbeda dengan Indonesia, Singapura telah memanfaatkan teknologi untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.Â
Di sana, sampah yang dikumpulkan dibakar di insinerator dengan suhu tinggi, yang menghasilkan energi listrik.Â
Hasil pembakaran yang mengurangi volume sampah hingga 90% tersebut dipergunakan untuk berbagai kepentingan, salah satunya adalah pembangunan infrastruktur.Â
Sisa dari pembakaran sampah digunakan untuk pembangunan jalan dan gedung-gedung, mengubah limbah menjadi sumber daya yang berguna bagi masyarakat.
Singapura juga memiliki kebijakan yang tegas dalam pengelolaan sampah. Misalnya, setiap penduduk diwajibkan untuk memilah sampah mereka sejak dari rumah.Â
Selain itu, kebijakan pembatasan plastik sekali pakai dan promosi penggunaan bahan ramah lingkungan menjadi langkah yang efektif dalam mengurangi jumlah sampah yang beredar.Â
Dengan pendekatan yang sistematis dan kesadaran masyarakat yang tinggi, Singapura dapat menjadikan sampah sebagai peluang ekonomi, bukan masalah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya