Mohon tunggu...
Johana Saleh
Johana Saleh Mohon Tunggu... Jurnalis - wArga Indonesia

anak yatim yang ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Cs Malu-malu Kucing!

24 Juni 2019   18:18 Diperbarui: 24 Juni 2019   18:45 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dilanda masalah besar. Pasalnya, beberapa dari kader yang tergabung dalam kabinet Indonesia Adil Makmur 'disenggol' persoalan tawaran kursi empuk pada kabinet jilid II presiden terpilih Joko Widodo-Ma'aruf Amin untuk periode 2019-2024.

Padahal, kubu yang dikomandoi Djoko Susilo tersebut pernah 'marah' atas kedekatan ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono dengan Presiden Joko Widodo paska hasil pemilu serentak April 2019 lalu. Tapi kok kini saling rebutan toh?

Hati dan pikiran manusia memang sulit untuk ditebak. Dulu pernah nyinyir tapi sekarang malah terjebak atas kenyinyiran sendiri. Istilah penghianat pun berhembus kepada AHY. Bahkan, bukan hanya putra sulung SBY saja diserang.

Partai berlambang mercy itu pun dimusuhi para koalisi yang katanya oposisi penguasa itu. Kini, malahan kebingungan menjawab tawaran untuk bergabung dalam pemerintahan Jokowi-Ma'aruf hingga lima tahun ke depan. Aduh dunia.. semua bisa berbalik dalam sekejap!

Ketua DPP Partai Gerindra, Sodik Mujahid tidak menampik bahwa capres 01 berulang kali meminta adanya rekonsiliasi. Dan Internal Partai Gerindra masih mempertimbangkan wacana rekonsiliasi antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo pasca Pemilihan Presiden 2019. Ini pertanda apakah Prabowo dan Sandiaga dilanda problema 'pendekatan' atas kursi empuk bersama partai koalisi Joko Widodo? Jawabannya bisa iya, atau tidak! Tergantung kegengsian dari para 'wayang' yang tak ingin disebut solid oleh para relawan sekaligus pengusung paslon urut 02.

Alasan dari Partai Gerindra sih masih dalam pertimbangan yang dalam, matang dan komprehensif. Jika salah melangkah, maka sama saja menyinyirkan diri sendiri seperti apa yang dinyinyirkan oleh pihak Gerindra dan PKS terhadap partai Demokrat.

Sekjen partai Gerindra dalam pernyataan membantah adanya tawaran bagi-bagi jabatan. Tentu dalam politik tidak ada yang tak mungkin. Lain di luar tentu lain di dalam. Karena teori rekonsiliasi lebih cenderung kepada win-win solusion bagi mereka yang kalah dalam bertarung. 

Jika dibahasakan dalam bahasa sehari-hari maka rekonsiliasi yang ditawarkan Jokowi terhadap kubu 02 untuk mengakui saja, dan bergabunglah bersama cabinet si pemenang. Dari pada sama sekali gak dapat 'jatah'. Toh gak ada ruginya!

Seperti cawapres Sandiaga Uno, ikut ditawari sebagai menteri pemberdayaan perempuan. Dari pada ngak dapat jatah, mending diterima. Begitupun dengan para kader Gerindra lainya, yang tampak di luar tak tertarik untuk dapat kursi menteri, padahal sudah saling sikut untuk duduk di kursi empuk eksekutif cabinet presiden terpilih Jokowi-Ma'aruf Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun