Mohon tunggu...
Johana Saleh
Johana Saleh Mohon Tunggu... Jurnalis - wArga Indonesia

anak yatim yang ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ingatlah Jasa SBY dan Demokrat, Jangan Hanya Nyinyir Saja

13 Juni 2019   13:47 Diperbarui: 13 Juni 2019   14:08 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil pemilihan umum Presiden (pilpres) sudah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 21 Mei dini hari lalu. Pemenangnya jatuh kepada calon presiden petahana nomor urut 01, Joko Widodo dengan pasangannya KH. Ma'aruf Amin. Namun pihak capres nomor urut 02, Prabowo-Sandi tidak menerima hasil keputusan KPU tersebut karena dianggap banyak terjadi kecurangan saat pemilu berlangsung.

Katanya sih kecurangan tersebut berupa rekapitulasi hasil pemungutan suara yang direkayasa, hingga sistem penghitungan suara yang belum selesai hingga 100 persen. Serta dilibatkan kepala desa hingga camat untuk memberikan dukungan suara kepada Jokowi.

Sehingga, ketua umum partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun harus turun tangan untuk memberikan dukungan kepada Prabowo dan kawan-kawan untuk bisa menerima hasil keputusan KPU tersebut.

Mantan Presiden ke 6 RI tersebut memberikan saran agar tim pendukung maupun capres 02 untuk mengajukan serta melengkapi bukti berkas kecurangan jika  memang adanya dugaan kecurangan disaat pemilu berlangsung dengan menempuh jalur sesuai konstitusi yang berlaku di tanah air, yakni dengan menggugat paslon 01 melalui Mahkamah Konstitusi.

Dari awal pemilu hingga keputusan KPU dikeluarkan, Partai Demokrat begitu konsisten dan sangat antusias mengkampanyekan pasangan Prabowo-Sandi ke daerah-daerah yang dikira markas pendukung paslon 01 Jokowi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun sekarang para elit menyalahkan SBY serta partai yang dikomandoinya sebagai penghianat dalam koalisi Indonesia Adil Makmur. Ibaratnya, sudah dibantu sekarang malah dimusuhi. Sebenarnya apa sih maunya para elit parpol Gerindra dan PKS? Kenapa begitu membenci SBY dan Demokrat?

Tentu kita masih ingat akan peran Demokrat membawa nama Prabowo dan Sandi menuju Istana untuk lima tahun ke depan. Dari bulan September tahun lalu, SBY bersama Demokrat sudah all out turun ke beberapa Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia. 

Terakhir, kota Aceh yang menyebabkan sang istri tercinta harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisi Ani Yudhoyono melemah. Dari sanalah awal SBY tidak bisa turun melanjutkan perjuangan mengkampanyekan Prabowo-Sandi hingga pemilu berlangsung. Beruntung, sang anak, AHY rela membantu menggantikan posisi sang ayah menghadiri kegiatan kampanye paslon 02 ke daerah-daerah.

Dalam etika politik dan pergaulan, Gerindra dan PKS sudah salah. Apa sebab? Karena tanpa kehadiran AHY dalam hal ini mewakili peranan SBY dan Demokrat di masa kampanye ke daerah-daerah yang disebutkan di atas belum tentu akan menambah jumlah suara pemilih paslon 02.

Hal ini bisa dibuktikan dari meningkatnya jumlah relawan nasional pendukung Prabowo-Sandi di daerah tersebut paska kehadiran SBY bersama Demokrat. Ya, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di dua kawasan tersebut dianggap berat merebut hati rakyatnya menggunakan hak suara di pemilu lalu karena merupakan kawasan Nahdatul Ulama alias pendukung Jokowi (pemerintah).  

Kini, semuanya malah menyalahkan SBY, AHY dan Demokrat. Terlebih, sejak mendiang Ani Yudhoyono wafat. Serangan berupa fitnah dan makian bertubi-tubi berdengung di media massa dan media social tanah air.

Pesan saya kepada pendukung paslon 02 Prabowo-Sandi, bersabarlah. Jika tuhan menakdirkan pasangan ini menang tentu tidak lah sulit bagi NYA untuk mewujudkannya. Tapi sebaliknya, jika memang tak ditakdirkan memimpin Indonesia, manusia tak bisa berbuat banyak atas takdir tersebut. Hingga belum adanya keputusan Mahkamah Konstitusi atas sengekata pemilu, Jokowi-Amin belum bisa dilantik pada Oktober mendatang. 

Wallahu a'lam bish-shawabi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun