Pete Hines, mantan bos Bethesda Sofworks, baru-baru ini mengkritik layanan berlangganan game seperti Xbox Game Pass. Ia mengklaim terdapat dampak dan masalah pada industri dan memicu semacam tekanan aneh. Klaimnya ini memicu diskusi hangat di media sosial. Satu lagi mantan eksekutif veteran Microsoft dan bahkan Sony ikut membuka suara.
Mantan Bos Bethesda Sebut Layanan Berlanggan seperti Xbox Game Pass Memang Bermasalah
Melalui wawancara dengan dbltap, Hines membuka suara terkait alasan ia hengkang dari publisher The Elder Scrolls dan Doom itu. Ia memilih pensiun pada tahun 2023, dua tahun setelah Microsoft resmi mengakuisisi Zenimax Media, induk perusahaan Bethesda.
Ia memaparkan layanan berlangganan game seperti Game Pass tidak masuk akal. Dirinya mengklaim layanan tersebut tidak akan efektif secara ekonomi, sehingga menjadi pemicu PHK massal, penutupan studio, dan pembatalan judul game.
"Layanan berlangganan telah menjadi sebuah kata baru, kan? Kamu tidak bisa membeli produk tersebut. Saat kamu membicarakan tentang layanan yang bergantung pada konten, kalau tidak bisa bagaimana menyeimbangkan kebutuhannya dan orang-orang di dalamnya, kamu akan mendapat masalah besar," kata Hines.
Game Pass sendiri telah mendapat kontroversi semenjak peluncurannya pada 2017. Layanan ini menyediakan katalog berisi ratusan game yang tersedia gratis khusus pelanggan. Microsoft kemudian mulai serius dengan menghadirkan berbagai game in-house-nya, baik dari Xbox Game Studios dan Bethesda, gratis saat peluncuran resmi. Tetapi dukungan terhadap para studio masih belum transparan terkait layanan ini.
Tentu kekurangan sudah sangat terlihat akhir-akhir ini. Arkane Austin dan Tango Gameworks (yang kemudian diakuisisi oleh Krafton) harus tutup pada Mei 2024. Kemudian, Perfect Dark Reboot harus batal rilis akibat The Initiative bernasib serupa pada Juli 2025. Mantan founder Arkane, Raphael Colantonio, mengkritik Game Pass sebagai model tidak berkelanjutan.
Mantan Eksekutif Game Veteran Lain Ikut Bersuara
Hines bukan satu-satunya sosok yang mengkritik keras tren ini. Shannon Loftis, mantan VP Xbox Game Studios mengatakan melalui TweakTown bahwa Game Pass mengurangi pemasukan dari penjualan retail, termasuk toko digital seperti Steam.
Sementara itu, Shawn Layden, mantan eksekutif PlayStation, menulis di LinkedIn dirinya sependapat dengan Hines. Ia meminta gamer mempertanyakan apakah Game Pass membantu pihak pengembang jika mampu meraup keuntungan.
Sementara itu, Microsoft mengungkap pendapatan tahunan Xbox Game Pass mencapai US$5 miliar untuk pertama kalinya semenjak peluncuran. Tetapi belum jelas apakah raksasa teknologi itu untung dari layanan tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI