Marathon, game extraction shooter dari Bungie, sedang melangsungkan closed alpha test sejak 23 April 2025. Namun, pemain telah memberikan opini negatif terhadap game tersebut. Banyak yang merasa Bungie belum siap untuk merilisnya pada September mendatang sehingga harus mengumumkan penundaan.
Marathon Closed Alpha sedang Berlangsung
Game besutan kreator Halo dan Destiny itu sudah memasuki masa closed alpha sejak 23 April dan akan berakhir pada 4 Mei mendatang. Uji coba ini menjadi kesempatan bagi pemain untuk mencobanya. Rencananya, masa open beta akan berlangsung pada Agustus, sebulan sebelum peluncuran.
Awalnya, Bungie menerapkan NDA (non-disclosure agreement) bagi setiap pemain yang berpartisipasi dalam closed alpha. Tetapi, kebijakan tersebut telah ditarik agar Bungie bisa lebih transparan terhadap feedback jujur pemain.
Versi Alpha Penuh Kritik, Pemain Minta Bungie Menunda Peluncurannya
Kabar kurang menyenangkan baru-baru ini telah muncul. Pasalnya, mayoritas pemain mendapati masih terdapat banyak masalah dalam gameplay. Tentu saja, mereka meminta pengembang milik Sony itu menunda peluncuran resmi game Marathon.
Salah satu sosok yang menyuarakan kritik tersebut adalah Paul Tassi dari Forbes. Ia mengaku sudah mencoba menghabiskan total waktu 20 jam. Menurutnya, Bungie tidak memiliki waktu banyak sebelum peluncuran untuk menerapkan perubahan penting demi menarik perhatian penggemar.
"Saya merasa Marathon belum seharusnya rilis hingga 2026, dan mungkin membutuhkan sesuatu yang penting dalam penundaan 4-6 bulan melewati target September. Ini menjadi cara untuk menghadapi berbagai masalah signifikan dalam game," tulis Tassi.
Yes, it's a closed alpha.
Yes, players are limited.But the drop off should scare Bungie. I genuinely think they'll be delaying to 2026, Marathon needs work and reason to justify a price tag. pic.twitter.com/RuIkh5Aj5i--- Michael (@LegacyKillaHD) April 27, 2025
YouTuber LegacyKillaHD memiliki pendapat tidak jauh berbeda. Melalui media sosial X, ia juga merasa game tersebut harus tertunda perilisannya sampai 2026. Ia membagikan pemain aktif telah menurun drastis semenjak peluncuran alpha. Karena alasan itu, ia memaparkan Bungie harus meyakinkan publik harga US$40 benar-benar setimpal dengan kualitasnya.
Satu Lagi Calon Game Live Service yang Berpotensi Gagal bagi Sony?
Semenjak Juli 2022, Sony menjadi pemilik sah Bungie. Tidak seperti studio game miliknya yang lain, mereka tetap menjadikan pengembang Destiny 2 itu sebagai studio multi-platform.
Alasan Sony membeli studio tersebut sebenarnya untuk merambah ke pasar live service. Namun, banyak dari proyek live service besar berakhir batal. Game hero shooter dari Firewalk Studios, Concord, berakhir gagal dan tutup server tak lama setelah peluncuran.
Terlebih, Arc Raiders, game extraction shooter dari Embark Studios, sudah membuka Tech Test 2 sejak 30 April lalu. Kabarnya, pemain memberi komentar positif terhadap game tersebut. PC Gamer menilainya lebih menyenangkan daripada Marathon.
Pemain tentu berharap Bungie bisa mendengar pendapat mereka agar bisa memperbaiki gameplay Marathon sebelum open beta Agustus ini. Jika feedback masih negatif, bukan tidak mungkin kreator Halo itu harus menundanya untuk memastikan terdapat potensi sukses yang besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI