Program Dosen Pulang Kampung IPB University tahun 2025 hadir membawa dampak positif bagi masyarakat desa. Kali ini, kegiatan berlangsung di Desa Cijeruk, Kabupaten Bogor, dengan fokus pada pelatihan budidaya dan pengolahan tanaman kelor (Moringa oleifera).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, M.Sc,.Agr, dosen dari Departemen Nutrisi dan Teknologi pakan IPB University, yang juga merupakan warga asli daerah Desa Tamansari Ciapus Kab. Bogor, mengajak warga untuk memanfaatkan potensi tanaman kelor yang kaya manfaat.
Tanaman kelor yang juga dikenal sebagai "pohon ajaib" karena kandungan gizinya yang luar biasa. Daunnya kaya akan vitamin A, C, dan E, serta kalsium, zat besi, dan antioksidan alami. Namun, dibalik manfaat kesehatannya, kelor juga memiliki potensi ekonomi besar, karena selain untuk konsumsi pribadi, produk olahan dari kelor seperti teh daun kelor, kapsul herbal, bubuk daun kelor, hingga sabun kelor memiliki nilai jual tinggi di pasar lokal maupun nasional, bahkan diekspor ke luar negeri dengan harga yang kompetitif.
Dalam sambutannya, Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, M.Sc.Agr menyampaikan, "Program Pengabdian Pada Masyarakat ini merupakan bentuk komitmen IPB University  dalam membantu masyarakat dalam penerapan inovasi hasil penelitian untuk meningkatkan pendapatan melalui budidaya dan pengolahan daun kelor sebagai suplemen pakan. Pada program ini para petani dilatih dan diberikan bibit tanaman kelor untuk dibudidaya sehingga dapat menyediakan daun kelor sebagai salah satu sumber bahan pakan dan menjadi peluang usaha serta tambahan pendapatan petani."
Pelatihan berlangsung selama dua hari dan dibagi dalam dua sesi utama. Sesi pertama menghadirkan materi tentang potensi dan manfaat kelor yang disampaikan langsung oleh Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria. Selanjutnya, Dr. Ir. Asep Tata Permana, M.Sc., memberikan penjelasan teknis mengenai budidaya kelor yang baik dan efisien di lahan pekarangan maupun lahan terbuka, termasuk teknik pemilihan bibit unggul, penanaman, pemupukan, dan pengendalian hama secara alami. Materi lainnya juga mencakup dinamika komunikasi kelompok, untuk membentuk jaringan kolaborasi antar warga dalam pengembangan budidaya kelor secara berkelanjutan oleh Dr. Nandang Mulyasantosa, M.M., M.Si.
Sesi kedua difokuskan pada praktik lapangan, di mana peserta diajak langsung menanam kelor, mulai dari proses penyemaian benih, penanaman, hingga teknik perawatan agar kelor tumbuh optimal dan berkualitas tinggi. Antusiasme warga sangat tinggi terlihat dari partisipasi aktif selama pelatihan berlangsung.
Salah satu peserta, Pak Engkus, menyampaikan, "Dengan adanya pelatihan ini saya menjadi tahu bagaimana menanam kelor yang baik. Harapan saya selain bisa membudidayakan tanaman kelor juga bisa menjualkan hasil panen kelor sehingga bisa menjadi sumber pendapatan."
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan tidak hanya menjadi ajang transfer pengetahuan, tetapi juga menjadi langkah awal pemberdayaan masyarakat berbasis tanaman kelor. Dengan peningkatan kapasitas petani dalam budidaya dan pengolahan kelor di Desa Cijeruk.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI