Mohon tunggu...
Mahasiswa Pinggiran
Mahasiswa Pinggiran Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mencari Jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemahasiswaan UIJ Menyelenggarakan PKKMB Tapi Gagal Menyatukan Transparansi dan Integritas Panitia

9 September 2025   23:22 Diperbarui: 9 September 2025   23:22 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jember --- Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Islam Jember (UIJ) tahun akademik 2025--2026 resmi ditutup pada 3 September lalu. Diikuti oleh 720 mahasiswa baru, kegiatan ini semestinya menjadi ruang pembentukan karakter, pengenalan nilai Aswaja, dan penguatan etika akademik. Namun, di balik semarak yel-yel dan pidato motivatif, tersimpan praktik internal yang justru mencederai nilai-nilai yang dikampanyekan. Panitia PKKMB menerima amplop dengan nominal berbeda: Rp100.000, Rp75.000, dan Rp50.000. Tidak ada mekanisme terbuka, tidak ada indikator kinerja, dan tidak ada penjelasan resmi dari pihak Kemahasiswaan UIJ selaku penyelenggara utama.

Perbedaan isi amplop ini bukan sekadar soal uang, tapi soal etika dan keadilan. Beberapa panitia mengaku menerima amplop tanpa tahu dasar pembagian. Ada yang disebut "lebih aktif", ada yang "hanya bantu teknis", tapi semua penilaian bersifat lisan dan sepihak. "Saya dapat Rp50.000, teman saya Rp100.000. Kami sama-sama kerja dari pagi sampai malam. Katanya tergantung kontribusi, tapi siapa yang menilai? Panitia atau kedekatan dengan Kemahasiswaan?" ujar salah satu panitia yang enggan disebutkan namanya. Ketika transparansi digantikan asumsi, dan integritas digantikan kedekatan, maka PKKMB bukan lagi ruang pembelajaran, melainkan panggung ketimpangan yang dilegalkan.

Lebih ironis lagi, Kemahasiswaan UIJ yang seharusnya menjadi pembina dan fasilitator mahasiswa justru terlibat langsung dalam urusan teknis kegiatan. Mulai dari mengatur konsumsi, mengarahkan rundown, hingga membagikan amplop. Pertanyaannya: apakah tugas Kemahasiswaan memang mengurusi amplop? Bukankah mereka seharusnya membina organisasi mahasiswa agar mandiri dan beretika? Ketika unit pembina justru menjadi operator, maka otonomi organisasi mahasiswa terancam. PKKMB yang seharusnya menjadi ruang kaderisasi justru berubah menjadi proyek birokratis yang dikendalikan dari atas.

Ketiadaan klarifikasi resmi dari Kemahasiswaan UIJ memperparah situasi. Tidak ada pengumuman terbuka, tidak ada laporan pertanggungjawaban, dan tidak ada evaluasi publik. Padahal, dalam panduan resmi PKKMB 2025 dari KemendiktiSaintek, disebutkan bahwa kegiatan harus menjunjung tinggi etika, transparansi, dan partisipasi humanis. Bahkan Pakta Integritas menjadi syarat wajib bagi penyelenggara. Namun, di UIJ, Pakta Integritas tampaknya hanya menjadi formalitas, bukan komitmen. Ketika amplop lebih jujur daripada sambutan resmi, maka publik berhak bertanya: di mana letak integritas yang dijanjikan?

PKKMB UIJ 2025 akhirnya menjadi cermin retak dari sistem yang belum selesai. Mahasiswa baru diajak bicara soal nilai, tapi panitia justru diajarkan diam soal ketidakadilan. Kemahasiswaan UIJ gagal menyatukan transparansi dan integritas, bukan karena kurang dana, tapi karena minimnya keberanian untuk terbuka. Jika ini dibiarkan, maka kampus bukan lagi ruang pembentukan karakter, melainkan laboratorium ketimpangan yang terus direproduksi. Mahasiswa tidak butuh amplop besar, mereka butuh keadilan yang tidak dibungkus amplop.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun