Mohon tunggu...
Dimas Aji Putupraja
Dimas Aji Putupraja Mohon Tunggu... Administrasi - Jangan berhenti belajar

ASN Pemerintah Kabupaten Pacitan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pariwisata: Lokomotif Pembangunan Ekonomi Pacitan

24 Mei 2022   23:02 Diperbarui: 24 Mei 2022   23:06 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akun Instagram resmi Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan (@disparbudporapacitan) dalam unggahannya tanggal 23 Mei 2022 menjelaskan bahwa dalam lima tahun terakhir sudah lebih dari 7 juta orang telah berkunjung ke Pacitan sebagai wisatawan. Data tersebut didapatkan dari penjualan tiket masuk yang dikelola oleh Dinas Parbudpora.

Pariwisata memang menjadi salah satu sektor unggulan bagi Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk menghasilkan pendapatan asli daerah. Pada masa pandemi Covid-19 sektor pariwisata menerima pukulan telak karena destinasi wisata harus ditutup sementara akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Hasilnya, sudah pasti PAD Kabupaten Pacitan turun drastis.

Berangsur mulai longgarnya pembatasan kegiatan masyarakat kini sektor pariwisata kembali menggeliat. Grafik kunjungan wisatawan mulai menunjukkan peningkatan. Dampaknya tentu saja roda perekonomian kembali berputar. Masyarakat sudah pasti diuntungkan dengan kondisi ini.

Dalam beberapa kesempatan, Bapak Bupati Pacitan pernah menyampaikan bahwa pariwisata harus dijadikan lokomotif pembangunan ekonomi. Jika diibaratkan sebagai lokomotif, artinya sektor pariwisata harus menjadi yang terdepan dalam upaya mewujudkan visi misi Pemkab Pacitan menuju masyarakat sejahtera dan bahagia. Perangkat Daerah pengampu pariwisata harus memiliki rencana strategis yang tepat dan terarah untuk mewujudkan harapan tersebut. Kemudian Perangkat Daerah yang lain tentu saja program dan kegiatannya harus menunjang kegiatan kepariwisataan.

 Jika dilakukan analisis potensi wilayah Kabupaten Pacitan, menurut saya sektor pariwisata tidak hanya sekadar potensi, tetapi juga merupakan sebuah tantangan yang harus dieksekusi secara kreatif. Dibutuhkan kreativitas pemimpin daerah yang dibantu oleh perangkat daerah terkait untuk mengembangkan sektor pariwisata.

Hal pertama yang mungkin perlu dilakukan adalah menyusun grand design pengembangan pariwisata berkelanjutan. Harus dipetakan terlebih dahulu dalam kurun waktu lima tahunan hal apa saja yang harus dicapai dan siapa aktor yang harus mengeksekusi program kerja pariwisata. Diperlukan kolaborasi dari seluruh Perangkat Daerah untuk menyusun rencana kerja ini. Disparbudpora sebagai aktor utamanya, sedangkan Perangkat Daerah yang lain mendukungnya dengan menyusun program dan kegiatan yang arahnya pengembangan pariwisata. Misalnya saja Diskominfo harus memasukkan kegiatan yang berkaitan dengan promosi pariwisata, Dinas PUPR dan Dinas Perhubungan berperan menyediakan akses jalan yang baik untuk menuju lokasi destinasi wisata atau Dinas Perpustakaan menyediakan buku terkait literasi pariwisata kepada masyarakat. Dengan kolaborasi seperti ini maka dapat dikatakan semua perangkat daerah adalah Dinas Pariwisata. Bukan nomenklaturnya, tetapi fungsinya menunjang pariwisata sebagai lokomotif pembangunan ekonomi.

Setelah ditentukan aktor utama dan aktor pendukungnya, langkah berikutnya adalah mengelompokkan potensi pariwisata sesuai jenisnya sehingga akan lebih mudah dikembangkan. Memang saat ini pantai klayar menjadi primadona, tetapi tidak menutup kemungkinan destinasi wisata selain pantai juga berpeluang untuk dikembangkan.

Pacitan memiliki banyak wilayah perbukitan yang sebenarnya menyimpan banyak potensi. Terdapat beberapa bukit yang bisa dijadikan wisata alam atau wisata buatan dengan mengusung konsep pemandangan alam. Selain wisata alam dapat juga dikembangkan konsep agrowisata karena Pacitan memiliki potensi jeruk baby di Wilayah Nawangan dan buah naga di kawasan Cagak Telu Sudimoro. Selain itu juga terdapat potensi sapi perah di Kecamatan Tegalombo. Untuk itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang akan berperan sebagai aktor dalam pengembangan konsep agrowisata ini. Ditunjang dengan adanya Taman Teknologi Pertanian di Kecamatan Pringkuku akan lebih mendukung pengembangan agrowisata.

Pacitan juga memiliki tradisi lokal yang dapat diangkat menjadi pariwisata berbasis kebudayaan atau cultural tourism. Sebelum adanya pandemi Covid-19 setiap tahun rutin digelar parade rontek yang diikuti setiap kecamatan. Kini saatnya menggaungkan kembali rontek yang beberapa tahun terakhir ini ditiadakan. Selain rontek, pacitan juga memiliki Seni Tari Kethek Ogleng yang telah diakui oleh Unesco sebagai warisan budaya tak benda. Terdapat juga wayang beber yang contohnya dapat kita lihat di Halaman Wingking Rumah Dinas Bupati Pacitan.

Setidaknya beberapa tradisi lokal tersebut dapat dikembangkan sebagai cultural tourism selain nantinya Museum dan Galeri Seni SBY*Ani akan menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pacitan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pantai masih menjadi primadona bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pacitan. Namun perlu strategi yang tepat untuk memaksimalkan potensi ini. Konsep sport tourism atau pariwisata berbasis olah raga merupakan gagasan yang menarik untuk meningkatkan minat wisatawan. Event olahraga ditempat wisata harus diperbanyak agar minat wisatawan luar daerah semakin tinggi untuk mengunjungi Pacitan. Sebut saja voli pantai, surfing, serta run on the beach adalah beberapa jenis kompetisi olah raga yang dapat dikembangkan dengan konsep sport tourism.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun