Pada tahun 1960 dikeluarkanlah pataka imigrasi berbunyi “Mahawas mahayu swajanma parajanma” mengawasi, melindungi, warga negara sendiri maupun warga negara asing itu adalah sasanti pertama pada zaman kepemimpinan Hoegeng Iman Santoso
Pada tahun 1975 berubah sasanti tersebut menjadi “Bhumipura yaksa purna wibawa” yang kala itu di formulasikan oleh John sarodja saleh yang arti sasanti tersebut “pengawal pintu gerbang yang bermoral seutuhnya dan berwibawa”
Kemudian era kepemimpinan Prof Iman santoso sasanti tersebut berubah menjadi “Bhumi Pura Wira Wibawa” pengawal pintu gerbang yang dalam pelaksanaan tugas berdasarkan asas kemanusiaan, keadilan sehingga menumbuhkan integritas wibawa kepada masyarakat luas
Kemudian pengejaan sasanti tersebut dikemukakan oleh pejabat imigrasi yang namanya John sarodja saleh itulah sebabnya pada upacara Hari Bhakti Imigrasi dikeluarkan pataka Imigrasi berdampingan dengan pataka Kemenkumham.
Pada tanggal 2 februari tahun 2018 John Sarodja Saleh mencoba membuat pengejaan sasanti Bhumi Pura Wira Wibawa yang pengejaannya mencakup aspek filosofis yang disimpulkan dalam 5C
-Character
-Competency
-Capacity
-Culture
-Conduct
Bukan hanya aspek filosofis saja tapi juga aspek sosiologi yang mencakup 5C