Mohon tunggu...
Warung Wacana
Warung Wacana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Media Komunitas (Organisasi)

Warung Wacana merupakan nama yang lahir dari perkumpulan para aktivis muda yang sering berwacana di setiap warung-warung yang ditongkringi. Warung Wacana merupakan media yang merilis berbagai macam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik & Dakwah Mahasiswa Dalam Kacamata Islam

27 Juni 2022   21:54 Diperbarui: 27 Juni 2022   22:28 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Oleh :

Dimas Ramadhani A. Y.

(Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah)

Mahasiswa merupakan salah satu Iron Stock yang menjadi harapan bangsa Indonesia saat ini. Mereka adalah orang-orang yang akan memberikan warna baru bagi bangsa beberapa tahun mendatang. Seringkali kita mendengar istilah "Bonus Demografi" yang di mana momen ini merupakan momen para pemuda khususnya mahasiswa yang sedang berada pada fase usia produktif.

Mahasiswa merupakan generasi penerus yang diharapkan mampu menciptakan suatu peradaban yang lebih baik bagi Bumi Pertiwi. Dengan background keilmuan nya masing-masing, mahasiswa harus mampu melakukan transformasi peradaban yang tentunya berorientasi pada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Setiap mahasiswa, entah yang memiliki background hukum, ekonomi, pendidikan, humaniora, komunikasi, dakwah, sosial, agama, dan lain sebagainya pasti berkesempatan untuk menjadi "Lokomotif Peradaban", terkhusus yang memiliki background dakwah. Mungkin dalam paradigma masyarakat awam dan semi-awam akan beranggapan bahwa mahasiswa dengan background dakwah ujung-ujungnya hanya akan menjadi seorang penceramah, menjadi seorang ustaz, dai, dan sejenisnya. Tetapi, di era modern saat ini ternyata dakwah tidak lagi berbicara hanya sebatas menyampaikan pesan-pesan agama (ceramah) dari mimbar ke mimbar atau dari majelis taklim yang satu menuju majelis taklim yang lain. Melainkan bagaimana mereka yang nantinya akan menjadi sosok "Aktivis Dakwah" harus mampu memberikan gebrakan-gebrakan baru terhadap problematika kebangsaan dan keumatan saat ini. Gebrakan tersebut tentunya harus mampu merekonstruksi sosial masyarakat yang semula masih dalam keadaan "Jahiliah" menuju keadaan yang "Islamiah".

Karena konsep dakwah modern seperti yang sudah disinggung di atas menyentuh ranah sosial masyarakat, maka ada bidang-bidang lain yang akan disentuh juga oleh para aktivis dakwah, seperti bidang pendidikan, budaya, sosial, agama, dan lain sebagainya. Maka dari itu, diperlukan suatu alat agar dakwah yang dilangsungkan di tengah-tengah masyarakat mampu berjalan secara efektif dan efisien.

Sumber gambar: www.pexels.com/Markus Spiske
Sumber gambar: www.pexels.com/Markus Spiske

Salah satu alat yang bisa digunakan untuk berdakwah ialah kemampuan para aktivis dakwah dalam berpolitik. Namun, problem mahasiswa dakwah saat ini seringkali membeda-bedakan, bahkan sampai mendikotomikan antara politik dan dakwah. Padahal jika kita kaji secara lebih mendalam, terdapat korelasi atau keterkaitan yang kuat antara politik dan dakwah. Problem ini tentu tidak lahir dengan sendirinya. Pasti ada oknum yang memberikan doktrinasi kepada mahasiswa untuk tidak terlalu terlibat aktif dalam dunia politik.

Salah satu fenomena yang cukup miris bahkan mungkin sangat memuakkan bagi penulis yang ditemukan dalam dunia kampus ialah larangan dari beberapa oknum tenaga pendidik (dosen) yang melarang mahasiswanya untuk berpolitik. Ini merupakan fenomena yang sangat menggelikan, karena secara tidak langsung beberapa oknum dosen tersebut sejatinya selalu berpolitik bahkan saat melangsungkan proses pembelajaran di dalam kelas. Contoh real-nya, ada salah satu oknum dosen yang meminta mahasiswanya untuk membeli buku yang ia jual. Jika tidak dibeli, maka akan diberikan nilai buruk (rendah) dari mata kuliah yang diampu. Ini bukan lagi meminta, bisa dikatakan ini merupakan paksaan yang dilakukan oleh oknum tenaga pendidik kepada mahasiswanya. Ada berbagai macam kepentingan yang pastinya akan menguntungkan pribadi dan tentu akan merugikan khalayak. Contoh lainnya, ada beberapa oknum dosen yang tugasnya hanya memberikan tugas, tugas, dan tugas tanpa memberikan arahan serta bimbingan kepada mahasiswanya dari mata kuliah yang diampu. Inilah beberapa contoh politisasi pendidikan yang dilakukan oleh beberapa oknum dosen terhadap mahasiswanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun