"Harapan kami, riset ini mampu memberi kontribusi nyata. Pertama, melestarikan budaya lokal secara bijak. Kedua, menghadirkan alternatif pendidikan karakter yang dekat dengan keseharian anak-anak Malang Raya," kata Meilisa.
Melalui kajian ini, mahasiswa UMM berupaya menunjukkan bahwa budaya lokal tidak seharusnya terjebak stigma. Sebaliknya, mberot dapat dikembalikan pada akarnya, yaitu sebagai sarana pembentukan karakter yang membumi, bernilai, dan relevan bagi generasi penerus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI