Mohon tunggu...
Dilla Hardina
Dilla Hardina Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Kelilingilah dirimu dengan orang-orang yang pantas mendapatkan keajaibanmu🌻

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku pada Waktu SMP

16 Agustus 2020   08:04 Diperbarui: 16 Agustus 2020   07:58 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


kelas VII

Ketika aku kelas VII, aku belum terlalu pandai bergaul, apalagi dengan lawan jenis. Entahlah, tapi aku memang seperti itu. ketika berhadapan dengan lingkungan baru, suasana baru dan orang-orang baru, aku sulit untuk mengadaptasikan diri. Sebenarnya aku bisa mengatasi persoalan-persoalan yang sebetulnya ada dalam diriku sendiri, tapi cukup membutuhkan waktu yang lama. Aku bukan tipikal orang ekstrovert atau sanguine yang bisa dengan mudah berinteraksi, bahkan dengan orang yang baru dikenal. Aku introvert.

Bukannya pemalu, akan tetapi ya... aku agak kesulitan apabila memulai percakapan dengan orang lain. Jujur, aku adalah orang yang tidak suka basa basi. Aku hanya bicara kepada orang yang tidak terlalu akrab denganku---seperlunya saja. Karena aku tidak suka bertele-tele.Di semester pertama, aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan menjadi bintang kelas, sama seperti dulu ketika aku SD.

Aku senang, bukan karena prestasiku. Akan tetapi, aku bisa membuat kedua orangtuaku bangga dengan diriku. Ketika para orangtua lain bertanya kepada ibuku tentang rankingku, ibuku dengan bangga menjawab bahwa aku ranking pertama. Aku juga sangat percaya diri di depan teman-temanku, terutama temanku sewaktu SD yang juga satu SMP denganku. Akhirnya mereka bisa melihat bahwa aku tidak hanya berhasil meraih prestasi pada SD saja, melainkan juga saat di SMP.

Bukannya sombong, akan tetapi---dari sini aku mulai mampu membangun rasa percaya diri. Aku menjadi dikenal anak-anak kelas lain karena rankingku. Banyak desas-desus yang membicarakan jika nilaiku biasa-biasa saja, meskipun aku ranking pertama di kelas VII C. Bahkan ada yang membandingkan nilaiku dengan siswa kelas VII A yang mendapat ranking sepuluh. Katanya, nilai kami sama. Ini artinya, nilaiku tidak terlalu bagus jika dibandingkan dengan siswa-siswa yang mendapat ranking pertama di kelas lain.

Ah, masa bodoh, pikirku. Toh aku juga tidak pernah menyangka akan berada di posisi itu. bahkan aku mendapatkan prestasi itu tidak dengan bersusah payah. Mungkin, jika aku lebih meningkatkan belajarku, aku pasti bisa menyaingi siswa ranking pertama di kelas-kelas lain, pikirku.

Kelas VIII

Pada waktu kelas VIII, kelas diacak. Aku mendapatkan teman-teman baru yang sangat seru dan menyenangkan. Di sana, aku bisa lebih leluasa mengekspresikan diri. Teman-temanku sering kubuat tertawa akan lelucon-lelucon yang kubuat, dan aku juga sering dibuat tertawa oleh mereka.

Mereka sangat care terhadapku. Ada Titin, Reni, Viki, Atik, Nilna, dan masih banyak lagi. Syukurnya, aku bisa dengan mudah membaur dengan mereka.

Pernah suatu ketika mataku sakit, lalu aku memilih untuk duduk di bangku depan---demi kesehatan mataku. Lalu Titin berkata "Sepi nggak ada kamu di belakang, Dill," ucapnya kepadaku. Ya, aku memang duduk di kursi belakang bersama teman-temanku yang ceriwis. Duduk di kursi belakang membuat kami bisa leluasa untuk ngobrol ngalor ngidul saat pelajaran berlangsung---tanpa sepengetahuan guru yang ada di depan. Saat itu adalah masa-masa yang tak terlupakan dalam hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun