Mohon tunggu...
Dikdik Wahyudin
Dikdik Wahyudin Mohon Tunggu... pengajar dan pelajar

senang memperhatikan hal-hal yang random

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

"Ketika AI Lebih Jujur dari Pejabat Publik: Parodi yang Menyindir, Tapi Menohok

24 Juni 2025   13:23 Diperbarui: 24 Juni 2025   13:23 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
parodi AI (Sumber: https://vt.tiktok.com/ZSkwhkc)))

Akhir-akhir ini, linimasa media sosial saya dipenuhi oleh video-video parodi buatan AI yang memerankan sosok pejabat publik atau abdi negara. Tidak sekadar lucu, tapi juga menohok. Sebuah ironi digital yang justru terasa lebih jujur dari realitas itu sendiri.

Bayangkan, ada video AI yang menampilkan sosok "pejabat" sedang berbicara blak-blakan:

> "Kami tilang bukan karena pelanggaran, tapi karena target setoran. Terima kasih telah mendanai liburan kami."

Tentu itu bukan pernyataan asli, melainkan hasil manipulasi audio dan visual dari teknologi deepfake dan voice cloning. Tapi saking relevannya dengan pengalaman rakyat kecil di jalan, banyak yang justru mengomentari, "Wah, baru kali ini pejabat ngomong jujur."

Video semacam ini berkembang luas. Ada yang tampil sebagai meme AI, ada pula yang dalam bentuk animasi satir. Isinya hampir sama: menyoroti korupsi kecil-kecilan, pemerasan jalanan, hingga gaya hidup mewah yang tak selaras dengan gaji.

Ekspresi Kekecewaan yang Tak Lagi Tertahan

Perlu dipahami, masyarakat membuat parodi ini bukan tanpa alasan. Ini adalah bentuk ekspresi kekecewaan yang sudah terlalu lama dipendam. Ketika para oknum itu dibiarkan melakukan kezaliman---mulai dari pungli, pemerasan, sampai penyalahgunaan wewenang---masyarakat merasa tak punya lagi tempat aman untuk mengadu.

Sungguh ironis, tempat-tempat yang seharusnya menjadi saluran pengaduan justru dipenuhi oleh para oknum itu sendiri.

Lantas, kepada siapa rakyat harus melapor?

Akhirnya, kreativitaslah yang jadi pelampiasan. AI pun dijadikan corong---sebuah bentuk kritik sosial yang dibungkus dalam humor pahit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun