Mohon tunggu...
Dikdik Sadikin
Dikdik Sadikin Mohon Tunggu... Akuntan yang Penulis

Dikdik Sadikin. Kelahiran Jakarta, berdomisili di Bogor, memiliki karir di birokrasi selama sekitar 38 tahun. Menulis menjadi salah satu hobby mengisi waktu luang, selain menggambar karikatur. Sejak SMP (1977), Dikdik sudah menulis dan dimuat pertama di majalah Kawanku. Beberapa cerpen fiksi dan tulisan opininya pernah dimuat di beberapa antologi cerpen, juga di media massa, antara lain tabloid Kontan dan Kompas. Dikdik Sadikin juga pernah menjadi pemimpin redaksi dan pemimpin umum pada majalah Warta Pengawasan pada periode 1999 s.d. 2002. Sebagai penulis, Dikdik juga tergabung sebagai anggota Satupena DKI. Latar belakang pendidikan suami dari Leika Mutiara Jamilah ini adalah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (lulus 1994) dan Magister Administrasi Publik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (lulus 2006).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Senja di Bogor: Ketika Ngabuburit Menjadi Ruang Kebersamaan

8 Maret 2025   13:37 Diperbarui: 8 Maret 2025   14:02 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngabuburit di Bogor. (Sumber: bogor.halo.id) 

Senja di Bogor: Ketika Ngabuburit Menjadi Ruang Kebersamaan

Oleh Dikdik Sadikin

Ngabuburit bukan sekadar kebiasaan, tetapi cara untuk menemukan diri di antara kebersamaan dan ketenangan. Di jalanan Bogor yang berliku dan di bawah langit senja yang temaram, ngabuburit selalu menyisakan ruang untuk refleksi dan makna.


PERJALANAN SENJA selalu terasa lebih panjang saat menunggu adzan maghrib. Waktu seolah melambat, terperangkap di antara cahaya jingga dan bayangan senja yang enggan pergi. Di tengah waktu yang menggantung itu, orang-orang mencari pelarian: ngabuburit, kata orang Sunda.

"Ngabuburit" berasal dari kata dasar "burit", yang dalam bahasa Sunda berarti "waktu sore", menjelang maghrib. Kata ini kemudian mendapat imbuhan "nga" di awal yang dalam kaidah bahasa Sunda membentuk makna melakukan sesuatu di waktu sore, juga dengan mengulang kata "bu" sebagai bentuk jamak, yang pengulangan itu berarti kegiatan ini biasanya tidak sendirian. 

Ngabuburit pada awalnya digunakan untuk menggambarkan kebiasaan orang Sunda menunggu waktu berbuka puasa dengan melakukan aktivitas ringan di sore hari. Lama-kelamaan, istilah ini meluas dan menjadi bagian dari tradisi Ramadan di berbagai daerah di Indonesia --- termasuk di Bogor, kota hujan yang selalu menyimpan cerita di setiap senja Ramadan.

Senja di Kota Hujan

Senja di Kampung Cibalagung, Bogor, selalu ramai. Jalanan berliku yang biasa sepi berubah menjadi pasar kecil dadakan. Di sepanjang Jalan Lawang Gintung, tukang gorengan berteriak menawarkan tahu isi dan bala-bala. Aroma pisang goreng bercampur dengan wangi kopi tubruk dari warung Pak Ujang di dekat belokan Gang Mawar. Di sudut Masjid Al-Huda, suara anak-anak mengaji terdengar samar, menyusup di antara hiruk-pikuk tawa dan teriakan para penjual.

"Kang, bala-balanya satu bungkus!" teriak seorang bocah laki-laki sambil berlari-lari kecil. Namanya Iman, umur delapan tahun, dengan rambut cepak dan baju kaus bergambar tokoh kartun yang warnanya sudah pudar.

"Iman, udah mandi belum?" tanya Bu Neneng, pemilik warung kopi di samping lapak gorengan.

"Udah, Bu! Tapi keringetan lagi!" jawab Iman sambil nyengir, menyeka keringat dengan punggung tangannya.

Di seberang jalan, Pak Rahmat duduk di bangku kayu tua di tepi trotoar Jalan Pajajaran, di bawah pohon beringin besar. Tangannya sibuk merapikan tasbih. Sudah lama ia menghabiskan waktu ngabuburit di tempat itu, sejak istrinya meninggal tiga tahun lalu. Ia datang bukan untuk berbelanja atau berburu takjil, tapi untuk berbincang dengan siapa saja yang lewat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun