Mohon tunggu...
dijah
dijah Mohon Tunggu... mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat Unhas

Pecinta lingkungan dan kesehatan masyarakat 🌿 | Hobi gambar dan mewarnai 🎨 | Kadang nulis puisi kalau hati lagi hangat 📝 | Suka explore hal baru dan suka ngobrol seru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Edukasi dan Praktik Lubang Biopori serta Penanaman TOGA: Wujud Nyata Kepedulian terhadap Lingkungan dan Kesehatan Keluarga

2 Agustus 2025   14:08 Diperbarui: 2 Agustus 2025   14:08 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Praktik Biopori dan Penanaman TOGA Mahasiswa/i KKN-PK Ang. 67 Unhas Bersama Warga Desa Bonto Tangnga Sumber: Data Primer, 2025

Bantaeng, 30 Juli 2025 --- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan Universitas Hasanuddin menggelar kegiatan edukasi dan praktik pembuatan lubang biopori serta penanaman tanaman obat keluarga (TOGA) di Desa Bonto Tangnga, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng dalam mencegah permasalahan kesehatan yang ada di desa tersebut. Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 3 "Good Health and Well Being" dan poin 6 "Clean Water and Sanitation".

Kegiatan ini bertujuan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan serta memanfaatkan potensi sumber daya sekitar rumah untuk menunjang kesehatan keluarga. Edukasi dilakukan melalui penyuluhan interaktif mengenai manfaat lubang biopori sebagai solusi sederhana dalam mengurangi genangan air, meningkatkan daya serap tanah, serta mengolah sampah organik menjadi kompos.

Fokus utama kegiatan adalah praktik langsung mahasiswa KKN program studi kesehatan masyarakat, kedokteran umum, keperawatan, fisioterapi, farmasi, kedokteran gigi bersama warga Desa Bonto Tangnga dari Dusun Bungung Barua dan Dusun Talakaya. Setelah pengenalan singkat mengenai manfaat pengelolaan sampah melalui media biopori, warga diajak membuat 4 lubang biopori di lahan kosong yang telah disediakan dan menjadi tempat percontohan untuk warga setempat.  

"Awalnya saya tidak tahu apa itu biopori. Setelah dijelaskan dan langsung coba buat sendiri, ternyata gampang dan bermanfaat sekali. Sampah dapur bisa masuk, nanti jadi kompos," ungkap Ibu Kamisa, warga yang aktif berpartisipasi.

Selain pembuatan biopori, warga juga diajak melakukan penanaman tanaman obat keluarga seperti temulawak, kunyit, lempuyang, dan meniran di lahan yang sama dengan lubang biopori. Praktik ini diharapkan dapat menginspirasi pemanfaatan lahan sempit menjadi lebih produktif dan mendukung ketahanan kesehatan keluarga secara mandiri.

"Kami senang karena bisa belajar langsung. Tidak cuma teori, tapi langsung praktik. Harapan saya, semoga warga bisa terus lanjutkan ini," ujar Bapak Amir, salah satu peserta kegiatan.

Program ini tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kontribusi kecil yang berkelanjutan dalam mendukung pencapaian SDGs. Kegiatan berlangsung dengan penuh antusiasme, mencerminkan semangat kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun