Mohon tunggu...
Dihveenah Aubrey
Dihveenah Aubrey Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Content Writer

I write because it makes me feel like someone’s listening

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Bandwagon Effect", Fenomena Ikut-ikutan Karena Populer

5 September 2020   12:05 Diperbarui: 5 September 2020   15:11 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : unsplash.com/@amandavickcreative

Pernah nggak kamu berkunjung ke cafe karena itu kekinian? Atau pernah nggak kamu ikutan challege yang lagi hits di tik tok atau instagram ? Atau pernah nggak kamu suka suatu grup penyanyi /solo karena itu populer dan punya prestasi yang diakui secara global? Nah ini disebut dengan Bandwagon effect.

Apasih itu ? 

Adalah suatu kondisi di mana melakukan hal sama karena orang-orang juga melakukan itu. Berbeda dengan merek exposure effect, biasanya bandwagon effect ini terjadi karena kamu tiba-tiba suka karena itu populer.

Kenapa bisa kaya gini ya?
Pertama, kamu mungkin ingin bisa bergaul dengan suatu kelompok yang punya spesifik kegemaran tertentu. Untuk bisa masuk ke kelompok itu maka kamu otomatis harus mau menyukai kegemaran mereka. Jadi supaya kamu bisa 'fit in' ke situ. Kedua, kita ingin berada di pihak yang mayoritas. Artinya bila kita menyukai itu maka kita akan menjadi pemenang, atau cari aman. Ketiga, nggak mau dianggap ketinggalan jaman atau kuno karena tidak mengikuti trend tertentu ini.

Asal mula?

Berawal di tahun 1848 , melalui kampanye populer dari Zachary Taylor, pertunjukan badut populer yang mengundang Taylor untuk tampir di kereta (bandwagon) sirkusnya. Dari sini, taylor kemudian lebih dikenal khalayak luas, dan orang-orang mulai mengakuinya dan mengklaim bahwa lawannya mungkin saja bisa ikut melakukan hal itu. 

Kemudian berkembang di tahun 1980an, di mana sejumlah akademis melakukan pengaruh vote dalam opini publik. Diketahui hasilnya orang-orang akan lebih memilih opini yang populer daripada hal yang lebih dia ketahui.


Adakah cara menghindarinya?
Tentu tidak bisa seutuhnya karena inilah yang ada di masyarakat. Ketika kita hanya mengeluarkan keputusan karena itu berdasarkan popularitas terkadang juga itu bisa mematikan critical thinking kita. Jadi cobalah berpikir secara logis, dan gunakan suaramu untuk berani mengungkapkan pendapatmu. 

Adakah contoh lainnya? Tulis komentarmu di bawah ya!

Sumber : (1)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun