Mohon tunggu...
Difani ApriliaBerlianti
Difani ApriliaBerlianti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Aspire to inspire

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berita Hoaks yang Menyesatkan Masyarakat

20 Januari 2021   23:22 Diperbarui: 20 Januari 2021   23:23 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid 19 tentu tidak asing lagi terdengar di telinga orang di seluruh dunia. Sejak awal Maret 2020 virus Corona masuk ke Indonesia dan hingga sekarang hampir satu tahun wabah virus Corona masih belum hilang dari Indonesia, malah bertambah parah dan meningkat korban yang terkena serta korban yang meninggal dunia setiap harinya. Ditambah lagi sejumlah berita bohong (hoaks) terkait Covid-19 banyak bermunculan.

Hal ini tentu akan meresahkan masyarakat, karena tentu kita tahu bahwa orang Indonesia kebanyakan mudah untuk mempercayai hal yang belum tentu kebenarannya. Ketika membaca berita Kementrian Komunikasi dan Informatika mendeteksi ada 1.061 isu hoaks terkait covid-19 yang tersebar di platform. Orang-orang akhirnya dibuat kebingungan akan hal tersebut sehingga muncullah pendapat-pendapat yang salah akhirnya masyarakat terjerumus ke sesat pikir.

Sesat pikir yaitu sesuatu argument atau pendapat yang tidak logis dan menyesatkan. Di kasus wabah virus corona ini masyarakat banyak yang sesat pikir teori kospirasi yang pertama tentang pemakaian masker yang kebanyakan orang saat ini mengabaikannya sehingga tidak memakainya, ketika ditanya kenapa tidak memakai masker? Jawabnya katanya diberita sudah diberlakukan New Normal berarti kita sudah bisa hidup seperti dahulu atau hidup normal.

Masyarakat salah untuk mengartikan New Normal. New Normal disini bukan berarti sudah bisa hidup seperti dahulu, maksudnya yaitu masyarakat diperbolehkan untuk beraktivitas diluar rumah tapi harus mematuhi protokol kesehatan juga memakai masker, handsanitizer dan sebagainnya.

Hal ini disebabkan karena berita bohong atau hoaks yang sudah menyebar dikalangan masyarakat dan orang-orang juga mudah untuk percaya dan tidak mau untuk mencari tahu kebenarannya seperti apa,  sehingga kebanyakan orang berpikir tidak logis ketika ditanya dan memberikan jawaban yang salah arah yang akan menyesatkan mereka sendiri. Tentu hal ini akan memperbanyak lagi korban dari wabah Covid-19, karena masyarakatnya tidak mau mematuhi protokol kesehatan yang telah diberlakukan.

Keadaan seperti ini harus ditindak tegas karena hal tersebut akan memperburuk keadadan ditambah lagi sekarang ini wabah virus corona meningkat parah banyak yang terkena dan meninggal dunia, untuk itu pemerintah harus tegas terhadap sanksi yang diberikan kepada para pelanggar supaya para pelanggar tidak melakukan kesalahan yang salah lagi untuk berulang-ulang.

Teori konspirasi yang kedua tentang tudingan vaksin Covid-19, yang saat ini masih dalam proses uji klinis, disebut dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Adanya kospirasi ini membuat masyarakat berfikir negatif yang akan membuat masyarakat menolak vaksinasi Covid-19 memunculkan sesat pikir pada masyarakat yang akan memperburuk keadaan. Berita bohong tersebut akan menambah kekhawatiran banyak orang apalagi ditengah pandemi sekarang ini.

Vaksin Covid-19 memang santer dibicarakan di berbagai media sosial seperti Whatsapp, Facebook, Instagram, dan Twitter yang membuat orang ragu, memang tapi sekarang kita tahu bahwa vaksin sudah melewati uji klinis medis, ke halalan juga serta sudah ada orang yang di vaksinasi dan tidak terjadi apa-apa pada diri seorang tersebut.

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya niat jahat dari seseorang agar menolak adanya vaksin, untuk orang awam yang tidak tahu perkembangan tentang vaksin mungkin akan percaya adanya konspirasi tersebut. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat agar tidak terjadi kegaduhan lagi tentang vaksinasi.

Pemerintah juga harus bisa membuktikan kepada masyarakat di seluruh Indonesia yang mungkin kebanyakan orang tidak tahu tentang apa saja kandungan yang terdapat di vaksin Covid-19 agar kasus atau desus-desus tentang vaksin segara terselesaikan dan tidak bertambah lagi pendapat yang tidak terarah atau tidak logis.

Pemerintah disini juga sudah membantah semua tudingan bahwa Covid-19 dan vaksinnya merupakan rekayasa serta teori konspirasi dibelakangnya. Diketahui hingga hari ini ada lebih dari 400.000 orang yang tertular Covid-19 dan hampir 14.000 orang meninggal dunia, sehingga kalau kita liat kondisi seperti ini tidak ada alasan lagi untuk mengatakan bahwa Covid-19 sebuah rekayasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun