Mohon tunggu...
Dien Nurfala
Dien Nurfala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Terus mengasah kemampuan diri...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Islam: Sudut Pandang Hasan Al-Banna

26 April 2023   14:56 Diperbarui: 26 April 2023   15:00 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mempelajari suatu agama, termasuk Islam, harus diawali dengan mempelajari aspek geografis dan geografi persebaran agama-agama dunia. Setelah itu, kita juga bisa memahami proses lahirnya Islam sebagai salah satu agama dunia, khususnya Yudaisme, Kristen, dan Islam yang lahir di Timur Tengah. Ketiganya dikenal sebagai agama langit atau wahyu. Dua hal ini, persebaran geografis dan penyebaran agama itu sendiri. Kedatangan Islam di berbagai daerah di Indonesia tidaklah sama. Demikian pula kerajaan dan daerah yang mereka kunjungi memiliki situasi politik dan sosial budaya yang berbeda. Beberapa pandangan telah dikemukakan tentang masuknya Islam ke Indonesia. Di antara mereka yang mengungkapkan pandangan tersebut, ada yang langsung menyadari masuk dan menyebarnya budaya dan ajaran Islam di Indonesia.  

Masyarakat islam memandang politik adalah wajah Islam, dimana kekuasaan dan negara melahirkan sikap dan perilaku politik (political behavior) dan budaya politik yang berorientasi pada nilai-nilai islam. Islam juga menggunakan politik sebagai cara menjalankan urusan umat. Hasan Al-Banna menggambarkan keunikan masyarakat muslim yang secara otomatis, proses pembentukannya juga bersifat khas. Yakni, dengan cara mewujudkan adanya kelompok manusia yang menerima aqidah Islam dan mengakui bahwa ia tidak beribadah kepada selain Allah baik keyakinan, aturan, maupun undang-undang. Unsur-unsur dari hal itu adalah, pertama, sekelompok manusia. Kedua, terdidik di atas aqidah. Ketiga, kehidupannya diatur dengan landasan aqidah, seutuhnya.

Hasan Al-Banna menilai bahwasannya keharusan untuk umat muslim selain memiliki sifat sosial, juga memiliki solidaritas dalam kehipan sehari hari, meskipun dalam praktiknya banyak dari kita berbenturan dengan pemahaman atau keyakinan, akan tetapi pada haekatnya umat muslim harus memahami dari berbagai karakteristik yang ada di masyarakat

Kemudian, antara Politik dan Islam (Agama) yaitu  jelas ruang lingkup dari islam itu sendiri tidak memungkinkan untuk tidak menyentuh lingkup politik dan negara. Hal ini juga terkait dengan aturan dalam Islam itu sendiri yang mengatur urusan-urusan yang memerlukan kekuasaan sebagai pelaksanaannya. Jadi agama dan politik mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan. Namun jika di telaah dari pemikiran Hasan Al-banna ini tentu salah satu sebagai bahan acuan untuk masyarakat Indonesia, meskipun kita adalah negara demokrasi, dan juga bukan Negara Agama, namun alangkah ilmiyahnya hubungan antara negara dan agama tidak bisa dipisahkan, serta saling membutuhkan di antara kedua ini.

Dari sinilah islam dan politik tidak dapat dipisahkan karena tanpa kehadiran dari salah satunya dapat menghasilkan belenggu umat  yang tidak memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk menegakkan hukum syariah. Demikian pula, politik tanpa islam hanya dapat menghasilkan masyarakat yang ditinggikan kekuasaan, status, materi dan duniawi, tanpa aspek moral dan spiritual yang dimana keduanya sangat penting sebagai pengingat bahwa politik dapat mengakomodasi kemerdekaan dan kebebasan untuk menerapkan syariat Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun