Mohon tunggu...
Lutfi Nasution
Lutfi Nasution Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Amatiran Ndeso

Biasa aja ... Masih Belajar dan Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buat Sang Provokator, Suripto Sarjono

28 Januari 2020   13:03 Diperbarui: 28 Januari 2020   13:21 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak kenal Anda sebagai kader PAN. Saya yakin itu nama abal-abal. Tidak terindentifikasi. Ini khas perilaku buzzer. Tahu sedikit, bicara banyak. Eh, salah pula. Dan enggak malu.

Atau apakah Anda peserta rapat malam itu, tapi memakai nama abal-abal. Kalau Anda peserta rapat, mengapa kok tulalit ya. Saya saja yang bukan peserta rapat, menggali informasi semua sumber agar mendapatkan gambaran yang obyektif atas jalannya rapat itu.

Dari judul tulisan "skenario Zulhas kandas di rapat SC" itu ada yang lucu. Di forum rapat itu, mereka tidak mengakui bahwa itu Rapat SC kongres. Bahkan memanggil saudaraku Eddy Soeparno saja tidak mau dengan sebutan Ketua SC. Karena menurut mereka rapat SC tidak ada landasan konstitusionalnya. Tapi mereka hadir di rapat. Mengisi daftar hadir dengan kop Rapat SC Kongres PAN. Tapi tak mengakui bahwa itu rapat SC kongres. Bingung enggak dengan perangai dan perilaku mereka?

Sekali lagi, tulisan "Skenario Zulhas kandas di rapat SC"itu lahir dari hati yang kotor. Su'udhon. Pikirannya kena virus Corona. Tidak ada skenario dan agenda politik apapun dari tim Bang Zul di forum SC kongres.

Pesan Bang Zul kepada anggota SC, "Jaga marwah partai di platform; AD ART, dan peraturan partai agar menjadi partai besar. Perbaiki rumusan di draf materi kongres untuk kemajuan partai. PAN itu milik seluruh kader se Indonesia. Jadi harus dapat mewadahi aspirasi dan kebutuhan mereka semua".

Jika mereka tidak mengakui bahwa malam itu (27 Januari) adalah rapat SC kongres, maka berarti mereka tidak mengakui hasil rapat harian DPP beberapa minggu lalu yang super ribut itu sebagai landasan hukum dalam pembentukan kepanitiaan SC dan OC kongres. Aneh banget. Penentuan SC OC Rakernas di voting. Seumur saya di PAN, baru kali ini penentuan kepanitiaan di voting. Tapi ya harap maklum. Kondisi yang seperti ini lalu ketum disalahkan, di bully, disudutkan. Mereka tidak merasa salah, merasa bertindak secara organisatoris.

Kalau mereka tidak mengakui hasil rapat harian yang super ribut, mengapa harus datang di rapat dan mengisi daftar hadir? Kan undangannya rapat SC kongres? Lalu menuntut diperlukan rapat harian lagi untuk merevisi susunan SC, OC, tanggal dan tempat kongres? Apakah kalian tidak siap dan takut berkongres di Kendari? Apakah kalian masih menyimpan virus kotor di hati dengan selalu bersikap su'udon kepada ketum ZH?

Pak Suripto yang abal-abal. Mungkin saja Anda memiliki hubungan dengan Mbah Surip, yang populer dengan lagunya Tak Gendong Kemana-mana. Mungkin saja Mbah Surip itu idolamu. Menggendong dengan menyediakan pundak dan dada untuk bersakit-sakit. Yang digendong seperti bayi yang harus dijaga karena tidak mandiri, tidak mempunyai kekuatan dan kecerdasan. Sehingga tidak bisa tampil dengan dirinya sendiri.

Kepada pak Suripto bin abal-abal. Jika mau bikin tulisan ala buzzer, yang cerdas sedikit ya..

Sumber Lutfi Nasution (LuNas)

By: @porosmendawai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun