Mohon tunggu...
diego fawzi
diego fawzi Mohon Tunggu... -

its all good

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kebijakan Ganti Nama ala Anies

19 Februari 2018   11:18 Diperbarui: 19 Februari 2018   11:36 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: detik.com)

Gubernur Anies Baswedan kembali membuat kebijakan yang menuai kontroversi. Anies mengganti nama Halte Bus Transjakarta yang berada di depan kampus Trisakti menjadi Halte Grogol. Sebelumnya halte itu bernama Halte 12 Mei 1998 dan diresmikan pada tahun 2013 oleh Ahok yang saat itu menjadi Gubernur Jakarta. Halte Grogol disahkan pada tanggal 16 Februari lalu (Tribunnews.com).

Mahasiswa Trisakti, dosen dan ikatan alumni universitas Trisakti mengecam keputusan tersebut. Mereka mempertanyakan alasan Anies mengganti nama halte bus tersebut. Halte 12 mei 1998 dibuat dengan tujuan sebagai tonggak pengingat akan hari bersejarah, yaitu hari Reformasi.

Pada hari itu, Trisakti kehilangan 4 orang mahasiswanya saat perjuangan menggulingkan rezim Soeharto. selain itu, kawasan Grogol juga diwacanakan menjadi situs bersejarah bagi perjalanan pemerintahan Indonesia oleh gubernur terdahulu (Tempo.co). Hingga saat ini, ikatan alumni mendesak Anies untuk membatalkan keputusan tersebut.

Jika kita melihat kebelakang, Anies sebelumnya ingin menganti nama jalan Warung Buncit (terusan Rasuna Said- Mampang Prapatan-Warung Jati) menjadi Jalan AH Nasution. Sebelum disahkan, spanduk sosialisasi tentang perubahan nama jalan tersebut telah dipasang selama 10 hari di jembatan penyebrangan orang dekat Halte SDN 03 Pagi Pejaten Barat dan JPO Halte Transjakarta Pejaten Philips (Kompas.com). namun spanduk sosialisasi tersebut dicopot pada tanggal 01 februari lalu berdasarkan instruksi Anies dengan alasan masih ada prosedur yang belum dilakukan (Kompas.com).

Masyarakat menilai Anies membuang-buang waktu dengan mengurusi hal-hal yang tidak penting. Selain itu, Anies dinilai tidak memahami sejarah Jakarta. Pemberian nama jalan maupun halte bus didasarkan pada peristiwa besar yang terjadi. Terlebih berhubungan dengan reformasi negara ini.

Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui sejarah negaranya serta menghargai Pahlawannya?. Pertanyaannya adalah tujuan Anies merubah nama halte dan juga jalan tersebut. Apakah karena halte dan jalan itu diresmikan oleh Gubernur terdahulu ataukah karena Anies memang tidak mengetahui sejarah perjalanan bangsa ini?. Entahlah, hanya Anies dan tuhan yang tahu.  

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun