Mohon tunggu...
diyah
diyah Mohon Tunggu... Freelancer - Dee

lulusan antropologi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengunjungi Tempat Religius Umat Katolik di Rangkasbitung

7 November 2017   23:17 Diperbarui: 7 November 2017   23:28 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Udara yang panas menyergap saya dan teman saya ketika sampai di Rangkasbitung, Banten Selatan. Di wilayah ini, kami berencana mengunjungi Gua Maria untuk berdoa. Gua Maria Kanada yang berlokasi di Desa Jatimulya, Kampung Narimbang Dalam, sekitar 15 menit dari pasar Rangkasbitung.

Gua Maria ini mulai dibangun pada Mei 1988 dan selesai pada Agustus 1988. Selesainya pembangunan Gua Maria bertepatan dengan Hari Raya Maria Diangkat Ke Surga, dan selesainya Tahun Maria. Dikarenakan lokasi Gua Maria berada di Kampung Narimbang, maka Romo St Sumardiyo, Pr memberikan nama Bukit Kanada sebagai akronim dari Kampung Narimbang.

Jalan setapak paving block yang teduh menjadi jalan masuk menuju ke Gua Maria. Tidak diperbolehkan kendaraan bermotor melewati jalan tersebut. Untuk kendaraan bermotor disediakan parkir yang luas sebelum memasuki jalan setapak tadi. Sebuah pohon beringin raksasa berada di depan sebuah ruangan tempat para umat duduk dan berdoa di depan Gua Maria.

Gua tersebut berwarna putih terbentuk dari batu-batu karang putih yang menurut informasi didatangkan dari wilayah Pantai Carita, Banten. Terdapat lampu redup yang membuat suasana menjadi magis sekaligus religius. Terlihat indah sekali gua tersebut.

Didepan gua tersebut, terdapat tempat lilin doa diletakkan dan bermacam-macam bunga. Sedangkan patung Bunda Maria berada dalam palungan batu-batu karang tadi. Di depan gua, terdapat pelataran untuk umat berdoa dengan lantai dari semen halus. Disediakan juga kursi-kursi plastik yang dapat digunakan untuk umat yang tidak bisa duduk di lantai. 

Kami pun berdoa sejenak di depan Gua Maria tersebut, dan kemudian berfoto-foto di sekitar gua. Ternyata tidak hanya kami yang melakukan hal tersebut, karena sebelum kami, ada serombongan pemuda yang juga berdoa dan melakukan foto-foto setelahnya.

Di samping gua terdapat jalan setapak berundak-undak menuju ke atas bukit yang merupakan jalan salib. Salah seorang pengurus gua sempat bercerita kepada kami bahwa di stasi 13 di jalan salib tersebut, permohonan doa seringkali dikabulkan. Awalnya kami ingin mencoba naik ke atas, tapi kami kemudian mengurungkan niat kami karena takut sangat kelelahan.

Setelah puas berdoa dan memotret, kami pun menikmati es teh di salah satu warung minuman dan makanan yang berada di sekitar tempat parkir. Karena itu jangan khawatir kehausan.

Lokasi Gua Maria ini tidak jauh dari jalan raya, sehingga mudah dicapai dengan kendaraan apapun. Angkutan umum juga lewat di depan jalan masuknya. Cukup membayar 5000 rupiah per orang untuk angkutan umum dari Pasar Rangkasbitung. Sedangkan untuk masuk Gua Maria tidak dikenakan biaya sama sekali, hanya memasukkan uang berapapun jumlahnya ke kotak yang berada di dekat gua. (Diyah Wara)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun